KabarPendidikan.id - Kementerian Agama (Kemenag) secara sah mengeluarkan program Kick Off Ngobrolin Pendidikan Islam (NGOPI) kurikulum Berbasih Cinta, Siapkan Generasi Emas!
Tujuannya untuk memperkuat pendidikan Islam yang lebih humanis, adaptif, serta inklusif.
Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i dalam pidatonya mengatakan bahwa kurikulum berbasis cinta bukan hanya konsep, tetapi pendekatan untuk membangun karakter siswa madrasah supaya lebih peduli, toleran, dan mempunyai empati.
“Ketika kita berbicara tentang cinta, kita berbicara tentang kemanusiaan, toleransi, dan tanggung jawab bersama. Kurikulum berbasis cinta akan mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang luhur,” tutur Wamenag ROMO HR Muhammad Syafi’i.
Ia juga mengatakan bahwa Pendidikan Islam mempunyai peran sentral dalam menjaga persatuan dan keberagaman di Indonesia.
Dengan memelihara nilai cinta dalam pembelajaran, madrasah dinantikan dapat menghasilkan generasi pemimpin masa depan yang berkarakter dan berdaya saing.
Peresmian ini juga hadir Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno, Praktisi Pendidikan Najelaa Shihab, dan Publik figur Raffi Ahmad sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
Kedatangan Raffi Ahmad diharapkan mampu menginspirasi generasi muda untuk lebih memahami pentingnya nilai cinta dalam kehidupan sehari-hari.
Madrasah telah melahirkan banyak lulusan yang sukses. Mereka tidak hanya dibekali ilmu akademik, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang berlandaskan cinta—kepada Tuhan, sesama, lingkungan, dan ilmu pengetahuan. Ini adalah fondasi penting untuk menciptakan generasi unggul,” ujar Raffi Ahmad.
Disisi lain Amien Suyitno selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam memaparkan bahwa Kick Off Ngopi menjadi pilar penting dalam mendorong inovasi kurikulum berbasis cinta di madrasah.
Kami ingin memastikan bahwa pendidikan Islam terus berkembang dan relevan dengan tantangan zaman. Kurikulum berbasis cinta harus menjadi bagian dari sistem pendidikan kita, bukan hanya wacana,” katanya.
Sebagai langkah nyata, Kemenag akan mengembangkan modul pembelajaran berbasis cinta yang di tempatkan di madrasah serta memberikan pelatihan kepada guru supaya teknik pengajaran lebih kontekstual serta dekat dengan realitas kehidupan siswa.
ANS