KabarPendidikan.id- Pemerintah Kota Surabaya memajukan Sekolah Rakyat sebagai solusi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin, dengan menyesuaikan konsep Kemensos RI dengan kondisi lokal. Sekolah Rakyat ini berbeda dari sekolah asrama yang membutuhkan lahan luas, melainkan memanfaatkan lembaga-lembaga boarding seperti panti asuhan dan pesantren yang sudah ada.
"Dengan memanfaatkan
lembaga-lembaga boarding yang ada, anak-anak tetap bersekolah di lingkungan
terdekat, sehingga mengurangi kendala mobilitas dan meningkatkan
pengawasan," ujar Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Jatim, M. Isa Ansori.
Pemerintah Kota juga
menjamin hak pendidikan melalui berbagai program seperti bantuan seragam dan
buku, beasiswa pendidikan, BOSDA, Beasiswa Pemuda Tangguh, serta program Satu
Keluarga Satu Sarjana yang telah membiayai Tiga ribu Delapan ratus anak
melanjutkan pendidikan tinggi dengan anggaran ratusan miliar.
Model Sekolah Rakyat akan mendistribusikan anak-anak ke berbagai lembaga pendidikan melalui lima mekanisme. Pertama, optimalisasi Lembaga Boarding sehingga anak-anak akan belajar di panti asuhan atau pesantren terdekat. Kedua, pendidikan karakter di fasilitas pemerintah kota. Ketiga, kolaborasi dengan dunia usaha dan organisasi sosial. Keempat, penguatan sekolah-sekolah untuk anak rentan. Kelima, kerja sama dengan perguruan tinggi swasta untuk tingkat menengah atas.
"Modifikasi Sekolah Rakyat ala Surabaya adalah solusi inovatif untuk
keterbatasan lahan dan perluasan akses pendidikan," ujar Isa.
Ia menekankan pentingnya anggaran Kementerian Sosial langsung memberikan manfaat kepada anak-anak yang membutuhkan.
“Kerja sama pemerintah pusat, provinsi dan Kota Surabaya akan menciptakan model Sekolah Rakyat yang dapat direplikasi di tempat lain," tutupnya.