KabarPendidikan.id - Tiga Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka) melakukan program pengabdian masyarakat inovatif untuk mengatasi stunting di Desa Tambakbayah, Lebak, Banten, Minggu (1/9).
Desa
Tambakbayah merupakan sebuah daerah yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Banten
sebagai lokus penanganan stunting. Tim lintas disiplin ini terdiri dari dr.
Irena Ujianti dari Fakultas Kedokteran Uhamka, Leni Sri Rahayu dari Program
Studi Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) Uhamka, dan Sumardi dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka.
Program ini
merupakan kolaborasi unik yang menggabungkan keahlian medis, gizi, dan ekonomi
untuk memberikan solusi menyeluruh terhadap masalah stunting. Bekerja sama
dengan PDA Aisyiyah Lebak dan Puskesmas Mandala, tim ini bertujuan meningkatkan
pemahaman gizi masyarakat dan mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan
kewirausahaan.
Kegiatan
ini merupakan bagian dari komitmen Uhamka dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi,
khususnya pengabdian masyarakat. Pelaksanaannya didukung oleh pendanaan dari
hibah pengmas DRTPM, menunjukkan pengakuan atas potensi dampak positif program
ini.
dr. Irena
Ujianti selaku Dosen FK Uhamka menjelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah
gizi, tetapi juga terkait erat dengan kondisi ekonomi masyarakat. Oleh karena
itu, tim menggabungkan pendekatan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi dalam
program ini.
“Dengan
adanya masalah pada kondisi ekonomi masyarakat ini, maka pondasi tersebut yang
harus diselesaikan. Melalui ekonomi yang sudah diperbaiki nantinya, maka
permasalahan gizi juga akan bisa diatasi,”dr. Irena.
Selain itu,
Leni Sri Rahayu selaku Dosen Prodi Gizi FIKES Uhamka menambahkan bahwa fokus
tim adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gizi seimbang dan
pentingnya 1000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting.
“Kami
mengedukasi masyarakat terkait gizi seimbang, agar tidak adanya kasus stunting
yang bertambah pada desa ini,” ujar Leni.
Sementara
itu, Sumardi selaku Dosen FEB Uhhamka menekankan aspek kewirausahaan, dengan
membekali masyarakat dengan keterampilan wirausaha agar mereka dapat meningkatkan
pendapatan dan memperbaiki kualitas gizi keluarga.
“Selain
kami mengedukasi terkait medis dan gizi, tentunya kami memberikan pemahaman
kepada masyarakat agar bisa meningkatkan kondisi ekonominya dengan memiliki
ketrampilan berwirausaha,” ucap Sumardi.
Kepala
Puskesmas Mandala selaku menyambut baik inisiatif ini dan mengharapkan
kolaborasi lebih lanjut antara dosen dan mahasiswa dalam upaya penanganan
stunting. Program ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan angka
stunting di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih tertinggal.
“Pogram
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen Uhamka ini sangat baik dan
sejalan dengan upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia,”
ujar Kepala Puskesmas Mandala.
Melalui pendekatan kolaboratif ini, Uhamka berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Tambakbayah, Lebak Banten. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model untuk penanganan stunting di daerah lain di Indonesia.