KabarPendidikan.id - Dosen dan Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Sekolah Pascasrajana SPs Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakan dengan membekali para lansia agar dapat mengetahui dan memahami tentang dimensia, penyebab, dan dampaknya, serta upaya pencegahan dimensia pada lansia di Desa Pananggapan Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Senin (3/6).
Penyuluhan ini diawali dengan sambutan dari Tati Nuryati selaku ketua Tim Pengabdian Masyarakat, yang menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi pencegahan dimensia pada lansia atas kerja sama Pemerintah Desa Penanggapan dan Puskesmas Bandungsari juga kader Posyandu.
Tati Nuryati mengungkapkan kegiatan ini ditujukan agar masyarakat Desa Pananggapan, khususnya masyarakat yang akan memasuki umur lansia dapat mencegah munculnya dimensia semenjak dini agar terhindar dari efek jangka panjang yang berkelanjutan.
“Istilah pikun atau dimensia erat kaitannya dengan umur lansia. ini dapat ditandai dengan ketidak mampuan berkosentrasi dan penurunan kemampuan kognitif. Berdasarkan survey kami, Sebagian besar masyarakat di Desa Pananggapan memiliki keluhan penurunan Kesehatan di umur 45-59 tahun. Untuk mencegah munculnya penyakit lainnya seperti dimensia, maka kami lakukan penyuluhan ini,” ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Bandungsari Nur Astriana, Camat Banjarharjo dan sambutan Kepala Desa sekaligus pembukaan acara edukasi pencegahan dimensia pada Lansia. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan penyamaan presepsi tentang kesehatan lansia oleh Tati Nuryati, juga mempersiapkan peserta agar siap menerima ilmu pengetahuan dari narasumber.
Langkah selanjutnya adalah pemaparan materi tentang dimensia, tanda gejala, penyebab dan upaya pencegahannya oleh Tri Suratmi selaku Dosen URINDO, juga sebagai mahasiswa S2 Prodi IKM SPs Uhamka semester 4 periode 2023/2024. Acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan praktik senam otak.
Menjelang akhir kegiatan, peserta diberikan pretest dan postest untuk mengevaluasi hasil pembelajaran. Sejumlah 50 peserta berhasil mengisi pretest, dengan hasil nilai terendah 10 sebanyak 16% dan tertinggi 50 sebanyak 30%. Namun, terdapat peningkatan pengetahuan setelah peserta mendapatkan edukasi pencegahan dimensi pada lansia.