KabarPendidikan.id - Fenomena maraknya pengangguran di kalangan Gen Z menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. Kurniasih Mufidayati selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI menyebutkan, bonus demografi jika tidak diiringi dengan hadirnya kesempatan kerja yang besar bagi generasi muda, maka akan menciptakan bom waktu.
"Tanda-tanda jika bonus demografis kita tidak terkelola
dengan baik yaitu adanya 10 juta pengguran Gen Z . Kita sudah menyadari
hadirnya bonus demografi, maka di hulu pentingnya pendidikan skill dan di hilir
pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," tutur Kurniasih.
Kurniasih juga mengungkapkan, Gen Z semakin terhimpit karena
dari sisi pendidikan tinggi kini semakin mahal dengan adanya kenaikan UKT.
Sementara dari persyaratan penerimaan pekerja mereka harus sudah berpengalaman
dan memiliki batas usia.
"Generasi muda hari ini tidak bisa disamakan dengan
generasi sebelumnya. Ada treatment
khusus, terutama dari sisi pendidikan maupun dunia kerja. Harus dipermudah
hadirnya lembaga pendidikan dengan skill
yang saat ini sedang dibutuhkan, plus berikanlah kesempatan seluas-luasnya dari
pemberi kerja," kata dia.
Kurniasih juga membahas soal tren angkatan kerja yang saat
ini justru didominasi oleh pekerja informal. Hal tersebut, ia lihat membuktikan
jika adanya angkatan pencari kerja yang membludak, namun kesempatan kerja di
sektor formal tidak memadai.
"Baru saja viral pencari kerja untuk sebuah warung
makan biasa antreannya membludak seperti halnya antrean kerja di pabrik. Ini
memprihatinkan karena banyak anak kerja ini tak dapat kesempatan kerja formal
sehingga lowongan apapun akan dijalani termasuk sektor informal. Padahal
perlindungan pekerja di sektor informal masih sangat lemah," tambah
Kurniasih.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa
hampir 10 juta penduduk usia muda yang berusia 15-24 tahun atau Gen Z berstatus
menganggur atau tanpa kegiatan atau not in employment, education, and training
(NEET). Jika dirinci, anak muda yang paling banyak NEET justru ada di daerah
perkotaan, yakni sebanyak 5,2 juta orang dan 4,6 juta di pedesaan.