KabarPendidikan.id - Imas Arumsari, Kaprodi Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA (Uhamka) menjadi narasumber dalam acara Teras tvMu dengan tema Pola Konsumsi Pangan Berkelanjutan dalam Menjawab Tantangan Perubahan Iklim, Sabtu (16/2).
Pada kesempatan ini, Imas Arumsari menjelaskan program studi
Gizi FIKES Uhamka telah terakreditasi A menuju unggul. Keunggulan yang dimiliki
oleh prodi gizi terdapat dibidang gizi dan pangan. Sehingga dua keunggulan ini
diintegrasikan dalam kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Ilmu gizi secara mendasar memiliki tiga bidang utama yaitu, gizi klinis, gizi
komunitas, dan manajemen pelayanan makanan. Menurutnya, sebagai umat Islam memandang
pangan halal merupakan kewajiban. Maka prodi Gizi FIKES Uhamka mengangkat isu
gizi dan pangan halal dan turut mendukung adanya trend dalam menjamin
lingkungan yang halal untuk masyarakat Islam.
“Untuk meningkatkan sumber daya manusia, baik mahasiswa
maupun dosen, maka kami harus terbuka terhadap segala jenis perkembangan sumber
daya manusia di institusi. Di prodi Gizi FIKES Uhamka, beberapa dosen juga
merupakan auditor halal, selain itu dosen-dosen juga diberikan pelatihan untuk
mendampingi Usaha, Kecil dan Menengah (UKM) mendapatkan sertifikasi halal. Kemudian
dari segi mahasiswa, kami selalu mengembangkan kurikulum untuk tantangan zaman
dalam bentuk mata kuliah. Beberapa mata kuliah tersebut tidak hanya
diselenggarakan di dalam kelas melainkan di sekolah-sekolah, pesantren, rumah
sakit, Badan Pangan Nasional dan mitra lainnya,”tutur Imas.
Imas juga menuturkan, pangan halal bukan hanya kepentingan
umat muslim saja tetapi juga masyarakat luas. Konsep pangan halal sendiri
merupakan keamanan dalam mengonsumsi makanan, maka agama di luar Islam pun juga
wajib mengonsumsi pangan yang aman agar tidak terjangkit suatu penyakit. Selain
itu, dengan adanya krisis iklim sebagai tantangan yang harus manusia hadapi,
maka sangat berkaitan dengan ketahanan pangan. Karena dengan kriris iklim ini
menyebabkan stok pangan tidak tercukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan
manusia.
“Sebagai akademisi dibidang gizi dan pangan, krisis iklim
ini menjadi isu yang diperhatikan oleh praktisi karena ini sangat berkaitan
dengan masalah-masalah gizi. Masalah-masalah gizi seperti, kekurangan gizi,
obesitas, diabetes militus, dan penyakit lain yang menular ataupun tidak
menular sehingga berdampak pada produktivitas. Kemudian krisis iklim juga
memengaruhi rantai makanan dari mulai produksi, distribusi hingga konsumsi,”
ujar Imas.