Acara ini dihadiri oleh Prof
Sudarnoto Ketua Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri MUI Pusat sekaligus
Sekretaris BPH Uhamka, Prof Gunawan Suryoputro Rektor Uhamka, Anisia Kumala
Warek I Uhamka, Desvian Bandarsyah Warek II Uhamka, Prof Nani Solihati Warek III
Uhamka, Muhammad Dwifajri Warek IV Uhamka, serta stakeholder Uhamka.
Acara ini juga menghadirkan
berbagai narasumber yang Unggul di bidangnya, seperti Ali Farhan Tsani Duta Al uds International, Farid Zanjabil
Al-Ayyubi Relawan Mer-C, Agus Sudarmaji Ketua Umum AWG Periode 2008-2018 , dan
Muammar M. H. Milhim Deputi Ambassador Palestina.
Prof Sudarnoto Sekretaris BPH
Uhamka sekaligus Ketua Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri MUI dalam
wawancaranya menyebut isu palestina dapat dibangun melalui beberapa pendekatan,
diantaranya isu Palestina diangkat sebagai knowledge di perguruan tinggi
melalui penyebaran ilmu pengetahuan dan sejarah yang dapat dimuat di kurikulum.
Ia mengusulkan adanya short course on Palestine, dimana civitas akademika
Uhamka dapat mengembangkan pengetahuannya di Palestina. Selain itu, ia juga
mendorong adanya Palestine corner, dimana tersedianya ruang dan akses untuk
mengakses buku dan sumber tentang Palestina. Mahasiswa juga dapat berkonsultasi
dengan ahli dari Palestina dalam penyusunan tugas.
"Lembaga pendidikan itu
hadir untuk menciptakan lulusan yang memiliki pengetahuan kognitif yang bisa
dibangun di dalam dan luar kelas. Maka kampus menjadi tempat paling pas untuk
membangun peradaban ilmu, ahlak, dan softskill. Terkait isu Palestina ini, kita
harus jadikan Palestina sebagai knowledge. Kita juga bisa adakan short course
on Palestine, baik untuk mahasiswa dan dosen. yang terakhir adalah Palestine
Corner, dimana kita sediakan ruang untuk mahasiswa kita menelaah lebih dalam
tentang Palestina. Kita juga bisa hadirkan ahli dari Palestina sebagai
konsultasi dalam penyusunan tugas," lanjutnya.
Prof Gunawan Suryoputro selaku
Rektor mengungkapkan seminar dan pameran ini ditujukan untuk menguatkan
literasi perjuangan Palestina pada generasi Z. Narasumber-narasumber yang hadir
akan menguatkan pemahaman generasi ini terkait duduk perkara antara Palestina
dan Israel. Acara ini juga ditujukan untuk mendongkrak semangat generasi Z untuk
turut serta memperjuangkan rakyat Palestina melalui dunia maya.
"Dalam seminar ini terdapat
penguatan literasi perjuangan Palestina pada generasi Z untuk mengetahui
bagaimana perjuangan saudara-saudara kita melawan ketidakadilan, dengan
demikian mereka mendapatkan sumber-sumber yang valid tentang Palestina untuk
membekali mereka tentang duduk perkara yang sedang terjadi disana. Yang kedua,
untuk menggugah semangat generasi z untuk ikut serta memperjuangkan rakyat
Palestina melalui dunia digital," ujarnya.
Selanjutnya, Agus Sudarmaji Ketua
Umum AWG Periode 2008-2018 menyampaikan pendidikan menjadi kunci dalam
membangun kesadaran generasi Z akan perjuangan Palestina. Dalam konstitusi telah
disebutkan, Indonesia akan berjuang hingga penjajahan dihapuskan dari muka
bumi. Maka dunia akademi berperan untuk menciptakan generasi masa depan yang
berintelektual sehingga memiliki keterikatan secara emosional dengan amanah
konstitusi ini, baik di tanah air dan Palestina.
"Pendidikan merupakan kunci
untuk membangun kesadaran kita tentang perjuangan Palestina. Sebagaimana amanah
konstitusi, dalam UUD 1945 telah disebutkan bahwa Indonesia akan berjuang
sampai penjajahan dihapuskan dari muka bumi. Maka dari itu amanah ini harus
generasi masa depan miliki sebagai pemimpin, agar mereka memiliki keterikatan
secara emosional dengan amanah konstitusi itu sendiri," pungkasnya.
Muammar M. H. Milhim Deputi
Ambassador Palestina menegaskan pendidikan berperan penting bagi kemerdekaan
Palestina. Satuan pendidikan, khususnya perguruan tinggi akan menciptakan
generasi muda yang cerdas dan tangguh. Di masa depan, generasi ini akan
menjawab tantangan peradaban, khususnya isu kemerdekaan Palestina.
"Peran Pendidikan bagi
kemerdekaan palestina itu sangat penting, karena melalui peran para pelajar
terutama yang berasal dari kalangan mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi,
kemerdekaan palestina dapat dicapai melalui diplomasi dan perundingan di
pertemuan internasional dalam memperjuangkannya. Seperti pejabat, diplomatic,
Menteri dan dokter-dokter, mereka berasal dari kaum terpelajar yang memiliki
peran sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan palestina," tuturnya.