KabarPendidikan.id - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menyelenggarakan kegiatan Orasi Kemanusiaan Islamofobia, Duri Peradaban Dunia di Aula AR. Fachrudin Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka, Kamis (18/1).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Duta Besar
Muhsin Syihab selaku Kementerian Luar Negeri, Muhammad Hidayat Nur Wahid selaku
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Agustanzil Sjahroezah selaku Wakil
Presiden Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Prof Sudarnoto Abdul
Hakim selaku Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional
sekaligus Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) Uhamka, Desvian Bandarsyah
selaku Wakil Rektor II Uhamka, Muhammad Dwifajri selaku Wakil Rektor IV, Muhib Rosyidi selaku Ketua Lembaga Pengkajian
dan Pengembangan Al Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK) Uhamka, Purnama
Syaepurrohmana selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Uhamka, Amirullah selaku Wakil Dekan FKIP IV Uhamka, Ony Linda selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu
Kesehatan (FIKES), Rifma Ghulam Dzaljad selaku Wakil Dekan II Fakuktas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mahasiswa Uhamka dan stakeholders.
Dalam wawancaranya, Prof Sudarnoto menyebutkan
dua upaya yang dapat dilakukan setiap elemen masyarakat, khususnya mahasiswa
dalam membangun kesadaran Islamfobia. Diantaranya peran generasi muda dalam
membangun narasi positif tentang Islam melalui Media sosial. Yang kedua,
menunjukkan sikap toleransi akan perbedaan yang terjadi di masyarakat.
"Upaya ini tidak hanya dapat dilakukan
oleh mahasiswa, tapi juga setiap Civitas akademika hingga elemen masyarakat.
Yang pertama adalah sikap preventif. Anak muda Islam saat ini dapat membangun
narasi positif tetang Islam melalui konten-konten di media sosial. Sehingga,
mereka bisa menyebarkan pemahaman Islam yang benar. Selain itu, melalui
perilaku. Perbedaan pasti akan kita temui di dunia ini, mulai dari agama hingga
ras. Namun kita harus menunjukkan sikap toleransi dan respect terhadap
perbedaan tersebut," pungkasnya.
Muhammad Dwifajri Warek IV Uhamka menyebutkan
esensi sosialisasi islamofobia di Kalangan masyarakat. Menurutnya, Umat Islam
perlu meluruskan dan mencerahkan narasi akan Islam yang ditakutkan oleh
orang-orang. Karena pada hakikatnya, Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil
Alamin.
"Tema yang diangkat dalam orasi Prof Noto
ini memang penting untuk kita gaungkan di masyarakat. Saat ini narasi ketakutan
beberapa pihak terhadap Islam diekspresikan secara berlebihan. Maka tugas kita
adalah menyebarkan dan meluruskan bahwa Islam adalah agama yang indah dan penuh
damai. Karena secara hakikatnya, Islam itu Rahmat bagi seluruh alam," ujar
Dwifajri.