KabarPendidikan.id - Tim Dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) Fakultas Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) atas kerja sama dengan Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) UHAMKA tentang “Pencegahan Gangguan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Pada Anak Stunting di Desa Karangmucang Kabupaten Kuningan” yang diselenggarakan pada 10 Januari 2024.
Program Kemitraan Masyarakat ini
merupakan salah satu kegiatan dalam Catur Dharma Perguruan Tinggi
Muhammadiyah, dimana dosen mempunyai kewajiban turun ke masyarakat, mengajak
dan memberdayakan Masyarakat, yaitu melalui program edukasi pencegahan gangguan
sistem motorik pada anak yang disebabkan oleh stunting yang merupakan salah
satu kasus besar masalah Kesehatan pada anak menurut catatan WHO.
dr. Henny Hanna selaku dosen
pascasarjana uhamka dan ketua tim pengabdian menuturkan bahwa
kegiatan ini sebagai sarana edukasi dalam mencegah efek jangka
pendek stunting salah satunya yang dapat mempengaruhi perkembangan
motorik kasar dan motorik halus bagi.
“Kegiatan ini merupakan edukasi kepada
para orang tua yang anak-anaknya yang status gizinya tergolong stunting untuk
selalu berperan aktif dalam mendorong anak untuk aktif melakukan
aktifitas-aktifitas (stimulasi) yang bermanfaat bagi perkembangan motorik-nya.
Karena stunting dapat mempengaruhi perkembangan motorik kasar seperti berjalan
dan motoric halus seperti berfikir pada anak,” ucap dr. Henny.
Selain itu, dr. Henny Hanna
menyampaikan harapannya melalui kegiatan ini dapat dilaksanakan di
daerah-daerah lain yang memiliki masalah kasus stunting pada anak-anak dan juga
sebagai edukasi bagi para orang tua untuk selalu berperan aktif dalam memantau tumbuh
kembang anak mereka terutama bagi anak yang status gizinya tergolong stunting.
“Melalui kegiatan pencegahan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak stunting seperti ini, dapat menjadi
edukasi dan penambahan wawsan bagi para orang tua dalam berperan aktif mengasah
motorik pada anak terutama bagi anak yang tergolong stunting. Semoga kegiatan
ini kedepannya dapat dilakukan diberbagai daerah yang memiliki tingkat
prevalensi stunting yang cukup tinggi” pungkas dr. Henny.