KabarPendidikan.id - Israel saat ini sedang terlibat dalam serangan terhadap Hamas di Gaza, tetapi mendapat gangguan dari serangan Hizbullah dari Lebanon di perbatasan utara mereka. Meskipun persenjataan roket Hizbullah dianggap lebih kecil dibandingkan Hamas, kelompok ini melakukan serangan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menggambarkan front Israel sebagai "aktif."
Meskipun serangan Hizbullah terbatas, setidaknya 70 pejuang dan beberapa warga sipil Lebanon tewas dalam serangan balasan Israel. Taktik Hizbullah telah diperluas, termasuk penggunaan roket dengan hulu ledak besar dan drone kamikaze. Israel mengklaim bahwa Hizbullah bertanggung jawab atas serangan peluru kendali yang melukai pekerja perusahaan listrik yang melakukan perbaikan di perbatasan.
Israel merespons dengan menyerang Hizbullah dan sasaran lainnya di Lebanon, menyatakan bahwa mereka menilai Hizbullah dan pemerintah Beirut bertanggung jawab atas semua permusuhan. IDF (militer Israel) menyatakan fokus di Gaza tetapi juga mempertahankan tingkat kesiapan yang tinggi di wilayah utara.
Situasi ini telah menyebabkan pengungsian penduduk di kedua sisi perbatasan, dengan sekitar 250.000 warga Israel menjadi pengungsi internal. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah meminta Iran, pendukung Hamas dan Hizbullah, untuk campur tangan dan mencegah eskalasi konflik di Lebanon. Guterres menyatakan kekhawatirannya bahwa Lebanon mungkin tidak akan bertahan jika Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.
(Ade Satria/Dyl)