KabarPendidikan.id - Tren Barcode Korea dengan melukai diri sendiri dengan (menyayat tangan) dengan benda tajam marak dilakukan oleh siswa SD di Blitar. Tren tersebut diketahui oleh Dinas Pendidikan (disdik) Kabupaten Blitar yang sedang melakukan sampling.
Wiji Asrori selaku Kabid
Pembinaan SD Disdik Kabupaten Blitar menemukan ada puluhan siswa SD yang
mmengkuti tren tersebut. Selain siswa yang mengikuti hal tersebut karena tren,
iseng atau untuk melampiaskan emosinya, hal ini juga dapat berawal dari permasalahan
di lingkungan keluarga yang dialami.
"Sebenarnya ini (fenomena)
sudah lama, tapi kembali ramai di medsos. Kemudian para siswa ini ikut-ikutan
karena ada tren seperti itu," ucap Wiji Asrori.
Berdasarkan dengan sampling yang
dilakukan terdata sekitar, Wiji menyampaikan terdapat seribu siswa SD di empat
Kecamatan. Namun yang memiliki bekas luka sayatan di pergelangan tangannya
ditemukan sekitar 25 siswa.
"Ada 1.000 anak SD yang kami
lakukan sampling. Ternyata ada temuan siswa yang melakukan sayatan lengan pakai
silet. Ini baru dilakukan sampling di empat kecamatan saja," ujar Wiji.
Sebagai rincian di Kecamatan
Wonotirto ditemukan sebanyak delapan siswa, di Kecamatan Garum sebanyak 10
siswa, di Kecamatan Kanigoro sebanyak enam siswa, di Kecamatan Udanawu sebanyak
satu siswa. Total keseluruahan siswa yang melakukan sayatan pada pergelangan
tangannya sebanyak 25 siswa.
Untuk mengusut tuntas
permasalahan ini Wiji menegaskan seluruh sekolah kepada kepala sekolah dan guru
baik SD maupun SMP untuk memeriksakan lengan siswa. Bagi siswa yang ditemukan
melakukan sayatan pada lengannya, maka orang tua wajib untuk dihadirkan ke
Sekolah.
"Kami sudah minta seluruh
sekolah mengecek siswa, apakah masih ada temuan atau tidak. Kemudian nanti akan
dipanggil orang tuanya. Karena memang fenomena ini perlu bantuan banyak pihak,
tidak hanya sekolah meskipun sudah melakukan penguatan karakter," punkasnya.