KabarPendidikan.id - Pemerintah Nusa Tenggara Timur berterima kasih atas kolaborasi Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) antara pemerintah Indonesia dan Australia yang telah membantu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak dan remaja di lima wilayah NTT. Kelima daerah tersebut adalah Kabupaten Nagekeo, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, dan Sumba Timur.
Sekda NTT Kosmas D Lana menganjurkan berbagai keutamaan
seperti inovasi dalam pengembangan sektor pendidikan, untuk meningkatkan mutu
pendidikan di NTT. Pasalnya, pencapaian
standar kinerja minimum (MPS) sektor pendidikan di NTT masih rendah
dibandingkan wilayah lain di Indonesia.
“Rendahnya pendidikan di NTT merupakan ancaman yang serius,
padahal pemerintah dan pihak lain sudah banyak berupaya mengembangkan sektor
pendidikan dengan banyak indikatornya,” kata Kosmas.
Kosmas juga mengatakan, salah satu penyebabnya adalah masih lemahnya
GPS pada sektor pendidikan di NTT karena belum adanya laporan kegiatan yang
dilakukan. Sebenarnya pemerintah telah menyiapkan berbagai aplikasi melalui
aplikasi untuk memudahkan semua pihak dalam menyampaikan laporan, namun tidak
dimanfaatkan dengan baik sehingga MPS negara NTT masih rendah karena tidak
tertulis di Kementerian Dalam Negeri.
“Pemda NTT telah mempunyai rencana strategis (Renstra)
pengembangan sektor pendidikan sebagai bagian dari upaya pemerintah
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) NTT menjadi baik,” tutur Kosmas.
Di lain pihak, Hannah Derwent, penasihat pembangunan manusia
di Kedutaan Besar Australia di Jakarta, mengatakan proyek konferensi ini
merupakan bentuk dukungan Pemerintah Australia dalam pengembangan sektor
pendidikan di NTT.
“Australia dan NTT memiliki sejarah panjang dalam proyek
kolaborasi seperti INOVASI dan pengembangan sektor pendidikan,” kata Hannah.
Hannah mengatakan Inovasi merupakan program unggulan
Pemerintah Australia untuk mengembangkan sektor pendidikan guna mempercepat
hasil pembelajaran siswa dalam bidang literasi dan numerasi. Inovasi yang mulai
digarap pada tahun 2016 ini telah membawa perubahan pendidikan melalui kerja
sama dengan banyak instansi pemerintah Indonesia seperti Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Bapenas serta
Kementerian Agama dan pemerintah NTT. , NTB, Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
Berbagai hasil diperoleh dari program Inovasi dengan dukungan berbagai
organisasi seperti lembaga pendidikan, pemerintah dan banyak mitra sehingga
program yang berlangsung di banyak wilayah NTT ini berhasil.
“Keberhasilan ini merupakan bukti kekuatan kerja keras, oleh
karena itu program seperti Inovasi harus terus dimanfaatkan untuk membantu
anak-anak kurang mampu secara ekonomi mendapatkan pendidikan yang berkualitas,”
tutup Hannah.
Fitri Hidayati/adp