KabarPendidikan.id - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) sedang mengadakan konferensi internasional ke-5 tentang pendidikan yang progresif (The 5th Internasional Conference on Progressive Education ‘ICOPE’).
Pada
acara ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Suripto Dwi
Yuwono di Hotel Radisson, Bandar Lampung.
ICOPE
2023 mengangkat tema Emerging AI for
Education and Sustainable Human Development dengan menghadirkan
lima keynote speakers yang berasal dari
Monash University-Australia, University Teknologi Malaysia-Malaysia,
Guimaras State University-Philippines, dan Unila.
Konferensi
Internasional ini adalah kegiatan yang setiap tahunnya diadakan oleh FKIP untuk
membahas tentang topik yang terkait dengan tema ICOPE 2023 dan berkaitan dengan
dunia pendidikan.
Suripto
Dwi Yuwono menyatakan bahwa konferensi ini menunjukkan pemikiran terkini,
solutif, dan inovatif untuk mengatasi tantangan global yang semakin kompleks di
bidang pendidikan dan pembangunan manusia dengan menggunakan teknologi
kecerdasan buatan (AI).
“AI
memiliki potensi untuk membantu menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih
personal, efisien, dan inklusif dengan memanfaatkannya yang lebih bijak. AI akan
membantu manusia untuk berinovasi dan memperkuat Pembangunan manusia yang
berkelanjutan di seluruh dunia, khususnya di Indonesia,” kata Supripto.
Jika,
teknologi AI memiliki potensi yang besar untuk menciptakan perubahan positif.
Namun, kita harus tetap berhati-hati saat menghadapi berbagai tantangan dan
pertimbangan etis yang akan timbul.
Pada
tema yang diangkat, para akademis , peneliti, pakar, praktisi dan mahasiswa
dapat saling berbagi pandangan, pengalaman, dan hasil penelitiannya, serta
gagasan dan terobosan baru dalam pendidikan dan pembelajaran dalam rangka yang
memadukan antara kompetensi kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
literasi manusia untuk menghadapi era Society 5.0.
Pada
kegiatan ini lebih dari 100 orang yang datang ke konferensi dari Aceh sampai
Papua, serta dari Hungaria, Australia, Malaysia, dan Filipina.
Anisa
Rahmani Fatihah/adp