KabarPendidikan.id - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) resmi menjalin kemitraan dengan Korea Selatan. Kerja sama ini dilakukan dalam upaya memajukan kualitas pendidikan tinggi, seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia No. 210/M/2022 yang menekankan pada pengembangan indikator kinerja utama perguruan tinggi. Institusi dan Badan Pelayanan Pendidikan Tinggi, Rabu (20/8).
Penandatanganan ini
dilaksanakan secara langsung di LSPR Transpark Juanda Bekasi dengan dihadiri
oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Herri Mulyono selaku Ketua Lembaga Pembinaan Publikasi, Perangkingan, Kerjasama, dan Urusan Internasional
(LP3KUI), Muntazimah selaku Kepala Divisi Kerjasama dan Urusan Internasional
LP3KUI.
Sinergi yang terjalin akan
membangun tiga unsur perguruan tinggi dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
atau Kebijakan Kampus Merdeka Belajar Merdeka (MBKM). Uhamka mendorong
peningkatan pendidikan dengan menjalin sinergi dalam berbagai aspek mulai dari
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada
masyarakat. Di lain hal itu, Uhamka juga akan mengembangkan kurikulum bersama,
perencanaan hasil pembelajaran, isi dan metode pembelajaran, kesempatan
pembelajaran berbasis proyek, program magang, serta penyediaan sumber daya dan
fasilitas.
Rektor Uhamka, Prof Gunawan
Suryoputro mengungkapkan kerja sama ini merupakan peluang yang baik bagi Uhamka
untuk membangun mutu pendidikan yang lebih baik. Ia harap kerjasama ini dapat
meningkatkan perannya sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah yang mampu
menciptakan lulusan yang mampu berkompetisi di kancah nasional maupun
internasional.
“Kerja sama ini akan
mengimplementasikan beragam sektor MBKM, mulai dari pembelajaran, penelitian,
hingga pengabdian. Saya harap kerjasama ini semakin meningkatkan peran Uhamka
sebagai kampus unggul yang mampu melahirkan lulusan yang berintelektual serta
mampu menjadi SDM yang kreatif, inovatif, dan produktif,” sebut Prof Gunawan.
Afriansyah Noor Wakil Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia mengungkapkan pengembangan efektivitas
berbahasa asing dibutuhkan untuk memajukan kualitas bangsa. SDM asal Indonesia
yang menguasai bahasa asing sangat dibutuhkan oleh negera lain, seperti Bahasa
Inggris, Mandarin, dan Korea.
“Korsel sangat menyukai
kemampuan yang dihasilkan oleh anak muda kita, karenanya lebih menyukai tenaga
kerja asal Indonesia. Saya harap kerjasama ini dapat membangun daya saing dan
kompetensi lulusan negeri,” ujarnya.
Prof Toni Toharudin Kepala
Badan Pelayanan Pendidikan Tinggi Wilayah III menyampaikan Kerjasama perguruan
tinggi memiliki peran yang sangat penting untuk peningkatan mutu pendidikan
khususnya perguruan tinggi.
“Ini memberikan kesempatan
yang lebih baik bagi mahasiswa. dan institusi pendidikan. Khususnya terkait
dengan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi dan Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (IKU nomor 6) yang telah ditetapkan.” Tuturnya.
Atase Pendidikan dan
Kebudayaan KBRI Seoul, Gogot Suharwoto mengapresiasi kerjasama antara perguruan
tinggi Indonesia dan Korea dalam langkah yang tepat untuk mempersiapkan sumber
daya yang unggul.
“Ini akan didukung penuh oleh
dunia usaha dan industri di Indonesia dan Korea Selatan. 'Hal ini juga akan
mendukung penguatan sumber daya manusia sebagai investasi jangka panjang
pembangunan Indonesia di era Industri 4.0,' ujarnya.
Nota Kesepahaman tersebut
menetapkan kerangka kerja sama ini, dan hal-hal terkait pelaksanaannya akan
diatur dalam Nota Kesepahaman atau Rencana Kerja selanjutnya antara universitas
di Indonesia dan Korea Selatan.
Kemitraan ini menandakan
langkah maju yang signifikan dalam lanskap pendidikan tinggi global, mendorong
keunggulan akademik, pertukaran budaya, dan kerja sama internasional, yang pada
akhirnya memberikan manfaat bagi mahasiswa, dosen, dan kedua negara.