KabarPendidikan.id - Pemerintah Prancis mengumumkan atas penekanan bagi para pelajar Wanita muslim untuk tidak menggunakan hijab saat di sekolah dalam tahun ajaran baru yang sudah dimulai sejak bulan September ini. Hampir lebih dari 500 lembaga Pendidikan sudah mulai mengawasi para siswa saat mereka masuk kelas untuk hari pertama mereka di semester ajaran baru.
Hal tersebut mendapat kecaman dan kontroversi dimana kelompok sayap kiri yang berasal dari Masyarakat menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan penghinaan dan pelanggaran bagi hak dan kebebasan sipil, dan hanya menguntungkan bagi kelompok sayap kanan yang mendukung kebijakan dan politik ini. Sekitar 45.000 sekolah dengan total 12 juta pelajar di Prancis telah memulai hari pertama di tahun ajaran baru, dan sekiranya 513 sekolah terdampak akan kebijakan tersebut.
Meskipun Begitu, Undang-Undang mengenai aturan berpakaian telah dikeluarkan sejak tahun 2004 dimana larangan menggunakan pakaian yang membuat para siswa menonjolkan, menggambarkan dan menunjukan agama mereka di lingkungan sekolah.
Disisi lain, Perdana Mentri Elisabeth Borne mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran pagi ini di hari pertama sekolah berjalan dengan baik, Ketika dia mengunjungi sebuah sekolah disebelah utara Prancis. Sejauh ini belum ada masalah dan insiden terkait kebijakan tersebut.
“Sejauh ini, semuanya berjalan lancar sejak pagi hari ini. Belum ada masalah atau insiden terkait dengan kebijakan baru pelarangan penggunaan hijab di tahun ajaran baru sekolah. Kami akan memantau terkait kebijakan ini hingga para siswa paham akan makna dibalik kebijakan ini. Ada beberapa siswi muslim yang mengikuti kebijakan ini, ada juga beberapa sisiwa yang masih tetap menggunakan hijab dan kami diskusikan dengan mereka untuk dapat bisa mengikuti kebijakan tersebut untuk kepentingan pendididkan.” Ucapnya.
Pihak sayap kiri berspekulasi bahwa pemerintahan Tengah Emmanuel Macron menerapkan larangan penggunaan hijab dengan tujuan bersaing dengan partai nasional sayap kanan Marine Le Pen agar mendukung pihak sayap kanan pemerintahan.
Gabriel Attal Selaku Mentri Pendidikan Prancis menyatakan bahwa dia bertentangan dengan kebijakan pelepasan hijab di lingkungan sekolah. Dia menilai bahwa nilai keagamaan yang dibawa oleh para siswa dan orang tua mereka dari lingkungan rumah sangat penting diterapkan di lingkungan sekolah. Beberapa pendapat mengatakan untuk peraturan mengenakan seragam sekolah wajib harus diberlakukan di sekolah, dan dia akan memulai uji coba seragam sekolah mulai musim gugur nanti.
“Menurut saya yang terpenting adalah di lingkungan sekolah, masalah penggunaan hijab sejauh ini menurut saya bukan masalah besar, namun sejauh ini belum ada solusi bagus dalam menjawab masalah ini. Namun, Kami masih mencoba kebijakan baru kami dalam mewajibkan penggunaan seragan resmi sekolah di beberapa sekolah-sekolah di Prancis.” Ucapnya.
DYL