KabarPendidikan.id - Baru-baru ini, Jepang mulai melakukan operasi pembuangan limbah radioaktif pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke Samudera Pasifik pada kamis lalu, (24/8).
Jepang telah mengklaim limbah yang dibuang ke Samudera
Pasifik aman karena dilelehkan dan disaring untuk membuang semua zat radioaktif
kecuali tritium, yang kandungannya jauh dari batas yang dilarang.
Langkah ini dinilai telah mengikuti standar keselamatan
Internasional dan petunjuk Badan Atom Internasional (IAEA), di lain hal masih
banyak pihak yang mengungkapkan aksi tersebut tetap akan berefek buruk untuk
ekosistem laut.
Ahli Nuklir Greenpeace mengungkapkan tingkat isotop
radioaktif karbon-14 yang terkandung dalam air yang terkontaminasi akan
berbahaya selama ribuan tahun dan kemungkinan akan menyebabkan kerusakan
genetik. Maka dari itu pembuangan air yang terkena limbah nuklir akan berefek
ke berbagai aspek, termasuk migrasi ikan secara keseluruhan, perikanan pelagis,
kesehatan, dan kestabilan ekologi.
Andri Hutari selaku Dosen dan peneliti mikroba laut dari
Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menjelaskan limbah nuklir
yang dibuang ke ekosistem laut akan sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
biota di laut maupun manusia yang mengonsumsi biota laut tersebut. Akan ada
potensi zat radioaktif mengalir dari tingkat trofik pertama hingga tingkat
trofik puncak dalam rantai makanan yang dapat menyebabkan mutasi genetik yang
sukar diprediksi dampaknya. Perlu waktu yang sangat lama untuk mencapai
keseimbangan ekosistem kembali jika suatu ekosistem sudah terpapar limbah
radioaktif.
“Zat nuklir yang tersebar di lautan dapat berbahaya bagi
lingkungan laut yang memiliki ekosistem yang beraneka ragam. Kandungan yang
terdapat pada zat nuklir bisa mengkontaminasi ekosistem tersebut. Organisme di
lautan seperti mikroba, tumbuhan dan hewan-hewan laut akan terdampak. Selain
itu, sumber air bersih pun akan tercemar,” pungkas dosen yang menekuni bidang
bioproses mikroba laut tersebut.