KabarPendidikan.id - Beberapa hari terakhir, kota-kota besar di dunia mengalami peningkatan suhu panas, serta beberapa wilayah pesisir mulai terkikis. Hal ini diakibatkan oleh pelepasan karbon yang tinggi. Umat manusia telah mengeluarkan karbon melebihi kemampuan bumi untuk menyerap kurang lebih tiga abad terakhir. Ini merupakan tanda bahwa krisis alam semakin jelas. Hal ini diungkapkan oleh Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).
“Bumi ini sudah tidak mampu menyerap pelepasan karbon yang tinggi.
Ini lah yang menjadi masalah utama pemanasan yang terjadi saat ini. Maka yang
dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi pelepasan karbon,” pungkas Muhammad
Islah Deputi Internal Walhi pada Diskusi Perdagangan Karbon, Jakarta (4/8).
Dilain
pihak Winarno selaku Dosen Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA (Uhamka) pun mengungkapkan emisi karbon merupakan gas yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar karbon ke atmosfer. Akibat yang dapat terjadi dari
adanya emisi gas karbon adalah semakin meningkatkan ancaman perubahan iklim,
sehingga menyebabkan munculnya cuaca ekstrem, mencairnya es di kutub, dan
meningkatkan risiko kebakaran hutan.
“CO2 sering berasal dari kendaraan kita yang sering kita kendarai
setiap hari, pembakaran sampah, hingga asap pabrik. CO2 yang naik ke atmosfer
akan menghalangi penyebaran dari bumi sehingga panas dipantulkan lagi ke bumi.
Itulah yang menyebabkan bumi ini menjadi panas, dan ini sering kita sebut
dengan istilah efek rumah kaca (global warming),” ujar
Winarno.
Ia pun menyarankan agar manusia berperan besar dalam melakukan
perubahan untuk bumi yang lebih baik, diantaranya dengan menanam pohon,
mengganti sumber energi, efisien dalam menggunakan transportasi, menjaga
kelestarian alam, mengendalikan limbah, dan sebagainya. Di tengah kemajuan
teknologi saat ini, ia harap manusia lebih menyadari pentingnya menjaga bumi
untuk kelangsungan hidup bersama.
“Manusia sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna
dengan akal. Maka mari kita tumbuhkan pula akal kesadaran kita akan bahaya yang
terjadi akibat adanya efek rumah kaca atau global warming. Selama kurang lebih
tiga abad ini, kita menjadi penyebab dari pemanasan global. Maka kita lah yang
harus take action dalam menanggulangi hal ini. Banyak cara yang bisa kita
lakukan mulai dari budaya menanam pohon, pohon dapat menjadi media yang bisa
menyerap karbon secara alami. Selain itu kita bisa mulai berpindah menggunakan
panel surya sebagai sumber listrik di rumah, selanjutnya kita bisa mengurangi
pemakaian kendaraan bermotor dengan beralih ke transportasi umum. Yang paling
penting adalah menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Mari kita jaga bumi karena ini lah rumah kita semua,” paparnya.