Oleh : Yaumi Maghfiroh
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pendidikan adalah salah satu sarana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam diri manusia agar potensinya dapat berkembang. Pendidikan menjadi hal penting, karena pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang tak berdaya sehingga perlu belajar untuk melangsungkan hidupnya. Pendidikan memiliki tujuan agar manusia dapat menjadi makhluk yang dapat memecahkan berbagai masalah, bertanggung-jawab, berilmu, dan beradab. Peran fasilitas dan lingkungan yang diberikan lembaga pendidikan juga tak dapat dilupakan dalam memaksimalkan tujuan tersebut. Fasilitas dan lingkungan yang baik akan menghasilkan peserta didik dengan kualitas yang baik pula.
Namun faktanya, orang tua harus merogoh kocek lebih dalam untuk memberikan pendidikan dengan fasilitas maksimal kepada anaknya. Dilihat secara saksama, biaya pendidikan selalu meningkat setiap tahunnya. Bahkan, jenjang sekolah dasar saja sudah membuat orang tua harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah. Melambungnya biaya pendidikan masih dipertanyakan masyarakat, sebab banyak lembaga pendidikan yang memberikan fasilitas tidak sepadan dengan biaya yang mahal. Beberapa contohnya seperti gedung yang tak memadai, tenaga pendidik yang kurang andal, lingkaran pertemanan yang rusak dan masih banyak lagi.
Biaya pendidikan yang semakin mahal tentu mengancam generasi muda kelas menengah dan ke bawah. Walaupun pemerintah sudah menerapkan penghapusan biaya sekolah di beberapa wilayah, tetap saja masih ada biaya lain seperti biaya seragam, uang gedung, uang mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Jika orang tua mereka tidak sanggup mengeluarkan uang sebanyak itu, mau tidak mau jalan keluarnya adalah putus sekolah. Akibatnya, anak-anak dari kelas menengah ke bawah tidak dapat mengenyam pendidikan yang seharusnya didapatkan saat usianya. Hal ini tentu saja mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dari kalangan menengah ke bawah.
Beasiswa memang menjadi alternatif yang dapat diambil untuk meringankan beban biaya pendidikan. Namun, realita memang tidak seindah ekspektasi. Seringkali kita jumpai peraih beasiswa berasal dari kelas atas karena fasilitas penunjang mereka jauh lebih baik daripada anak-anak kelas bawah. Padahal, banyak orang tua kelas atas yang masih sangat mampu membiayai pendidikan anaknya sampai ke jenjang tinggi. Seharusnya, seleksi beasiswa mengutamakan yang tak mampu terlebih dahulu, agar anak-anak kelas bawah dapat merasakan pendidikan yang sama.
Belum lagi kasus suap dan korupsi dalam lingkup pendidikan yang terjadi di perguruan tinggi. Kasus suap-menyuap agar seseorang diterima di perguruan tinggi favorit dengan jurusan terbaik kian merebak. Hal ini tentu saja memutus harapan anak-anak yang tak mampu untuk meraih cita-citanya. Perlu diingat bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan, sehingga pemerintah harus bertanggung jawab atas pemenuhan hak tersebut. Permasalahan biaya pendidikan yang selalu meningkat harus dicari solusinya, sehingga setiap anak dapat merasakan pendidikan yang sama dan jurang pemisah antara kualitas sumber daya manusia kelas atas dengan kelas bawah tidak melebar.