Oleh:Rina Putri Hantika
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Baru-Baru
ini,masyarakat di hebohkan dengan munculnya ke media sosial beberapa pejabat
publik yang memamerkan harta kekayaan,mengapa demikian?
Flexing atau yang sering terdengar memamerkan harta kekayaan, merupakan fenomena yang banyak sekali
terjadi di berbagai flatform,salah satunya yaitu media sosial. Flexing juga merupakan tindakan
menunjukan kemewahan seseorang yang membutuhkan pengakuan sosial. Dalam
kalangan pejabat publik,flexing
banyak sekali menimbulkan kontroversi dan perdebatan-perdebatan.Tak sedikitnya
para pejabat menggunakan uang publik dengan tidak selayaknya.
Tindakan
flexing sering kali di lakukan oleh
anggota keluarga.Tak jarang dari mereka menggunakan jabatan dan kekuasaan yang
di miliki oleh keluarga mereka,untuk memperoleh kekayaan dan kemewahan yang
tidak wajar. Sehingga apa yang di dapatkan akan mereka pamerkan di media
sosial. Salah Satu anggota keluarga yang sering memamerkan harta kekayaan
tersebut biasanya antara ibu atau anak. Ada juga dari sanak saudara yang juga
ikut serta dalam tindakan flexing
tersebut.
Praktik Flexing
ini sering kali terlihat dalam penggunaaan fasilitas-fasilitas yang di berikan
pemerintah. Yang seharusnya di gunakan untuk keperluan negara seperti,tugas
kedinasan atau tugas patroli jalan. Justru mereka gunakan untuk
berfoya-foya,seperti mobil dinas mereka gunakan untuk ajang memamerkan-nya di
jalanan. Lain hal-nya dalam penggunakan fasilitas mewah seperti Penginapan,
Restoran, dan Klub sosial yang seharusnya di gunakan untuk menjalankan tugas
negara. Sehingga Fenomena tersebut akan menimbulkan arogansi dan ketidakbertanggungjawaban pejabat dalam tugas-tugas
mereka.
Kekuasaan
yang di peroleh para pejabat juga dapat melakukan Flexing ,melalui berbagai kesempatan dalam acara-acara publik
maupun dalam media sosial. Tindakan kekuasaan yang mereka lakukan akan
memperkuat citra diri mereka sebagai orang penting. Namun dapat menunjukan
sifat ketidaksopanan pada masyarakat dan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Mereka hanya mementingkan popularitas mereka sebagai orang
penting,tak memperdulikan apakah kekuasaan yang mereka lakukan akan berdampak
kepada banyak masyarakat? Bukan nya menimbulkan dampak positif, justru yang di
timbulkan hanya dampak negatif,yaitu banyak masyarakat yang akan kecewa dan kehilangan kepercayaan
terhadap pemerintahan jika melihat para pejabat menggunakan kekuasaan untuk
kepentingan mereka pribadi.
Dalam
mencegah Praktik Flexing yang muncul
atau bahkan jadi tren di kalangan pejabat,penting sekali bagi pejabat
memperlihatkan kepada masyarakat sikap kerendahan hati mereka dan mempergunakan
uang publik maupun fasilitas-fasilitas yang di berikan pemerintah dengan baik
dan bijaksana. Pemerintah juga harus lebih transaparan dalam menyikapi fenomena
yang ada. Juga,harus memastikan adanya aturan-aturan dan mekanisme pengawasan
yang ketat terhadap keuangan dan kekuasaan yang pejabat punya sebagai bentuk kepercayaan
masyarakat terhadap pemimpin-nya. Pejabat publik juga harus bisa menahan
keinginan diri sendiri maupun anggota keluarga apabila salah satu dari mereka
ingin melakukan praktik flexing. Dari
fenomena ini, masyarakat juga berperan penting dalam mengatasi praktik flexing ini dengan pelapor atau pengawas
yang aktif di kalangan pejabat yang memamerkan di media sosial maupun secara
langsung.