KabarPendidikan.id - Hari Raya Iduladha merupakan momentum indah penuh sukacita bagi seluruh umat Islam. Iduladha dimaknai sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada umatnya. Momen peringatan Iduladha ditandai dengan pelaksanaan rukun iman kelima, Haji. Selain itu, kaum muslimin juga memperingati momen Iduladha ini dengan menyembelih hewan kurban, seperti sapi hingga kambing.
Kurban, merupakan ibadah yang dilakukan saat perayaan Iduladha dengan menyembelih hewan yang telah ditentukan sebagai hewan kurban. Dari Bahasa Arab, Qurban (Qaraba-Yuqaribu-Qurbanan-Qaribun) berarti dekat. Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa kurban merupakan dimensi umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kurban menjadi wujud mendekatkan diri kepada Allah sebagai bentuk keikhlasan dan kesyukuran atas nikmat yang telah diberikan.
Islam sendiri telah menetapkan hewan yang dapat dijadikan kurban adalah hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, dan unta. Tentu hewan-hewan ini memiliki kandungan dan khasiatnya masing-masing. Contohnya daging kambing dan daging domba, Kandungan lemak dari daging kambing lebih rendah dibanding daging sapi, dan kandungan lemak daging domba lebih tinggi dibanding daging sapi. Tapi kebanyakan masyarakat sulit membedakan mana yang domba mana yang sapi bila sudah terpotong di gerai penjualan daging. Maka dari itu kita juga harus tetap memperhatikan kandungan, zat, dan pengolahan daging yang cocok agar tetap aman dan sehat selama menyantap daging kurban.
dr. Endin Nokik Stujanna selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) mengungkapkan pentingnya mengurangi kolestrol pada daging. Ia pun memberikan tips pengolahan daging kurban agar tetap aman dan sehat saat dimakan.
“Dalam mengolah daging kurban, sebaiknya kurangi lemak dan kolesterol pada daging saat memasak dengan cara memotong lemak, kulit, dan jeroan. National Health Service United Kingdom menyarankan beberapa cara dalam mengurangi lemak di daging hewan kurban, diantaranya dengan memanggang daging. Sebagai gambaran, steak buntut panggang tanpa lemak mengandung sekitar setengah lemak steak buntut goreng dengan lemak. Selanjutnya, jangan menambahkan lemak atau minyak ekstra saat memasak daging. Sebagai gantinya, cobalah memanggang daging di rak logam di atas loyang panggang agar lemaknya bisa keluar. Gunakan daging dalam jumlah yang lebih sedikit. Supaya gizi seimbang, tambahkan lebih banyak porsi sayuran, kacang-kacangan dalam bentuk hidangan seperti semur, kari, maupun sop,” ujarnya.
Selanjutnya, dr. Endin Nokik menyebutkan belum ada studi yang merelasikan kandungan daging sebagai penyebab hipertensi. Namun faktor-faktor pendukunglah yang berperan dalam meningkatnya tekanan darah diantaranya pemakaian garam yang terlalu banyak, terlalu banyak dalam mengonsumsi daging dan faktor lainnya. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tetap menikmati daging kurban dengan secukupnya agar tetap sehat dan bugar pasca Iduladha.
“Dalam sisi kesehatan, daging hewan dan makanan hewani lainnya memang mengandung TMA (trimethylamine) yang akan dikonversi oleh bakteri usus menjadi TMAO (trimethylamine N-oxide) yang merupakan salah satu penyebab aterosklerosis pada pasien dengan jantung koroner. Tapi studi yang mengaitkan antara konsumsi daging kambing/domba dengan hipertensi belum ada. Hipertensi seringkali disebabkan karena jumlah lemak daging yang dikonsumsi berlebihan, atau bumbu yang digunakan dalam pengolahannya terutama garam, yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Mitos ini sangat populer, sehingga sering kali pasien merasa gelisah dan ini juga dapat menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah. Jadi tetap nikmati daging kurban yang diolah dengan rendah garam atau santan dan dalam porsi yang sesuai dengan anjuran atau tidak berlebihan,” tutup Endin.
Uhamka memiliki berbagai Fakultas-Fakultas Unggul diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakutas Psikologi, Fakultas Teknologi Industri dan Informasika (FTII), Fakultas Agama Islam (FAI), dan Fakultas lainnya dari jenjang S1, S2, serta S3. Selengkapnya tentang Uhamka dapat diketahui pada tautan berikut https://pmb.uhamka.ac.id/