Purnama menjelaskan bahwa sekarang merupakan era digitalisasi yang dengan mudahnya mendapatkan berbagai informasi. Ia mengatakan bahwa jika ingin maju mengikuti perkembangan zaman, maka harus dapat berdaptasi dan juga menjalin mitra kerja sama secara dalam dan luar negeri. Setelah bermitra dengan luar negeri, para perguruan tinggi akan dapat belajar dengan Negara maju di Asia Tenggara yaitu seperti Singapura, Vietnam, Malaysia, dan lainnya. Sejalan dengan itu, Islam juga mengajarkan untuk terus maju dengan mengamalkan Rahmatan Lil Alamin.
“Sebagai peluang Uhamka membangun universitas dengan berbagai fakultas di lokasi yang strategis di kota Jakarta. Kemudian banyak dosen Uhamka yang lulusan luar negeri dan mempunyai relasi itu dapat menjadikan sebuah peluang. Peluang lainnya dari dosen yang akan go internasional yaitu dapat berbahasa asing atau Inggris. Karena itu memudahkan untuk berinteraksi dengan mitra asing, selain berinteraksi juga akan meningkatkan jenjang publikasi karena telah menggunakan bahasa Inggris dalam penelitiannya. Dan jika sudah pernah melakukan publikasi internasional, maka dosen itu akan berkesempatan untuk melakukan visit dan dapat mengajar di universitas luar,” tutur Purnama.
Selanjutnya Purnama menyampaikan bahwa mahasiswa Uhamka juga perlu go internasional, contohnya mahasiswa yang pernah melakukan kegiatan kredit transfer dengan beasiswa erasmus ke Bulgaria. Selain itu juga ada beberapa prodi yang mengirimkan mahasiswanya ke luar negeri seperti ke universitas di Jepang, Malaysia, China dan Taiwan. Dan ada juga pertukaran mahasiswa yang mengajar di kampus luar negeri contohnya di Vietnam selama satu bulan. Ia menjelaskan dari program ini juga memiliki tantangan untuk para mahasiswa yang beragam muslim seperti mempertahankan akidah Islamnya selama berada di lingkup kultur budaya luar negeri.
“Saya kira kita harus memperluas jaringan relasi dengan meriset di internet untuk melakukan kerja sama sebagai mitra. Dan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) memiliki organisasi Majelis Diktilitbang Muhammadiyah, asosiasi kantor urusan internasional, Lembaga Kerja Sama Luar Negeri Muhammadiyah, dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah. Hal ini tentu memudahkan kita untuk melakukan internasionalisasi. Saya juga berharap Uhamka memperbanyak internasionalisasi at home seperti, terbiasa dengan menggunakan bahas Inggris, terbiasa dengan dosen asing, dan menjadikan kebiasaan pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Insya Allah dengan semua turut berpartisipasi dalam program internasionalisasi ini akan siap menjadikan Uhamka unggul secara internasional” jelas Purnama.
