Oleh: Bagus Dwi Atma
Mahasiswa FEB UHAMKA
Dunia kerja, etika menjadi salah satu pedoman bagi semua karyawan. Setiap karyawan wajib menjaga etika di tempat kerja untuk memberi kesan positif terhadap klien dan menjaga reputasi tempat kerja. Etika dalam bisnis dan di tempat kerja sangat penting karena dapat meningkatkan branding, kepercayaan, dan profesionalisme. Namun, etika karyawan yang buruk dapat merusak citra perusahaan dan reputasi perusahaan, sehingga mengurangi minat investor dan klien.
Pernah terjadi di mana salah satu pekerja kafe di daerah Bandung memperlakukan pelanggan dengan buruk. Hal ini dikarenakan pembeli yang salah menyebutkan salah satu menu di sana, yaitu kopi espresso. Pekerja kafe tersebut mengunggah video tersebut di media sosial seolah-olah merendahkan pembeli hanya karena salah menyebutkan kopi espresso. Tentu saja, ini sangat tidak etis dilakukan oleh pekerja atau karyawan, karena ini sama saja merendahkan pembelinya. Tindakan tidak etis ini dapat membuat citra perusahaan menjadi buruk. Karena kejadian itu, penilaian kafe tersebut menjadi sangat rendah. Sangat disayangkan ketika kita ingin membeli produk dengan salah penyebutan namanya, tetapi justru diolok-olok oleh pekerjanya. Hal ini dapat membuat para calon pembeli lainnya takut jika mengucapkan menu dengan salah. Seharusnya, pekerja atau karyawan memberi tahu dengan baik cara penyebutannya yang benar kepada kliennya.
Perilaku tidak etis dalam dunia kerja menjadi bukti masih rendahnya sumber daya manusia kita. Pembinaan profesional atau etika kerja diperlukan di kalangan karyawan. Etika karyawan juga harus dibangun oleh karyawan itu sendiri dan dari program perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketidaketisan yang dilakukan oleh para pekerja atau karyawan yang akan membuat reputasi perusahaan menjadi buruk. Selain itu, hal ini juga dilakukan demi menciptakan proses bisnis yang sehat dan positif.