KabarPendidikan.id - Muhib
Rosyidi selaku Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam
Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) menjadi
narasumber Teras TVMu di Channel TV Muhammadiyah. Kali ini Teras TVMu mengusung
tema Esensi Profetik bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah yang
tayang di Channel TVMu, Sabtu (10/6).
Pada
kesempatan ini Muhib Rosyidi menjelaskan bahwa profetik memiliki banyak makna.
Pertama dapat dimaknai sebagai prediksi masa depan dan disisi lain profetik
dimaknai nubuwwah kenabian. Jelasnya nubuwwah Rasulullah SAW
tidak diperintahkan hanya untuk generasinya melainkan untuk masa depan. Hubungan Muhammadiyah
dengan profetik ialah sebagai pengikut Rasulullah SAW maka harus memiliki
konsep kenabian untuk masa depan. Muhib mengatakan hal ini sesuai dengan firman
Allah Swt dalam surah Al-Jumu’ah ayat 2 pada perguruan tinggi tidak hanya
berkonsep ta’lim belajar tetapi juga ada tilawah yang akan
melahirkan soft skill dan tazkiyah yang konsepnya mensucikan.
“Imam
Ibnu Mubarak menggambarkan konsep belajar itu cuma satu pertiga ilmunya dan dua
pertiganya belajar adab. Maka adab itu melahirkan rasa, akhlak dan soft
skill untuk berbicara atau merespon sesuatu disitulah yang disebut
profetik. Dan terkait tugas perguruan tinggi Muhammadiyah harus dikembalikan
dalam urusan profetik, karena tugas utamanya adalah memfilter kompetensi.
Karena universitas akan menciptakan orang-orang yang berkompeten dengan
menanamkan intelektual bukan hanya industri,” tutur Muhib.
Muhib
juga menjelaskan proses penerapan profetik antar lintas sejarah harus memahami ulama yang memproyeksi nabi.
Hal ini karena nabi mempunyai banyak amanah di dalam quran, sehingga para ulama
mengkategorikan empat sifat nabi yaitu shiddiq, amanah, fathonah dan tabligh.
Kemudian dalam sejarah kampus yang produktif pada keislaman yaitu Madrasah An
Nidzamiyah yang dipimpin oleh Imam Al Ghazali dan memberikan gambaran profetik
yang jernih. Sehubung dengan hal tersebut, Muhib mengatakan bahwa jika kampus
Muhammadiyah dikenal menerima mahasiswa beragam agama maka hal ini telah
menerapkan visi profetik perguruan tinggi, karena menjadikan ilmu hal yang
objektif dan universal.
“Kemudian menghadirkan profetik dalam setiap aktivitas minimal ada tiga proses. Pertama itu pembiasaan sehari-hari seperti saling sapa, kedua persoalan aturan dan yang ketiga ada kurikulum yang mendasar. Kalau di kampus Muhammadiyah kurikulumnya sudah ada integrasi kajian Islam. Di Uhamka memiliki tiga tagline integrity, trust dan compassion itu untuk merangkum empat sifat nabi dan diambil nilai utamanya. Dan tantangan yang harus dihadapi kedepannya adalah persoalan perkembangan teknologi,” tambah Muhib.