KabarPendidikan.id - Kualitas udara di Jakarta pada Senin (19/6) tidak sehat
untuk warga sensitif. Data ini didapatkan dari situs Iqair yang telah
diperbaharui pada 11:00 WIB. Berdasarkan situs tersebut, indeks kualitas udara
Jakarta berada pada angka 127 dengan polutan utamanya 2,5 dan nilai
konsentrasinya di angka 46 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
dr. Nurhayati, MARS dan dr. Dewi Novita, M.Biomed selaku
dosen Teknik Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Uhamka menyampaikan penurunan kualitas udara Jakarta bisa
berdampak buruk bagi kesehatan. Udara yang buruk akan berdampak negatif
terutama bagi sistem pernapasan yang langsung menjadi port de entry pencemaran udara tsb. Zat berbahaya (radikal bebas)
yang terkandung dalam udara memicu terjadinya kerusakan pada jaringan di
dalamnya. Selain itu, tingkat keburukan udara yang tinggi juga dapat
menimbulkan resiko gangguan pembuluh darah dan jantung, seperti
atherosclerosis/penyempitan yang selanjutnya berkembang menjadi penyakit
jantung koroner.
Di lain pihak, dr.Erlina Pudyastuti,MKM selaku Kaprodi Teknik
Kardiovaskuler mengungkapkan “Buruknya kualitas udara
dapat memicu efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Mulai dari
gangguan pernapasan hingga resiko gangguan pada kardiovaskular seperti
hipertensi (darah tinggi), penyakit jantung dan pada akhirnya akan berdampak
pada kesehatan secara keseluruhan. seperti kanker di berbagai organ tubuh dan lain-lain” ujar.
Untuk meminimalisir dampak buruk udara yang tercemar tersebut, dihimbau agar masyarakat tetap
menggunakan masker, khususnya ketika berada di luar ruangan terutama yang
memiliki resiko tinggi seperti lansia, anak dan balita serta yang memiliki
penyakit komorbid. Masker dapat menyaring udara kotor yang dihirup sebelum
masuk ke hidung, sehingga polusi tersebut
tertinggal di masker dan menjaga udara yang dihirup hidung tetap bersih.
Masyarakat juga disarankan untuk banyak minum air putih hingga makan makanan
bernutrisi bagi tubuh.
Selain itu, masyarakat dihimbau untuk melakukan beberapa
Upaya mengurangi damapak yang ditimbulkan dari pencemaran udara seperti: tetap
menggunakan masker, menggunakan transportasi publik, menanam tanaman yang menyerap udara kotor, rutin
melakukan uji emisi kendaraan, hingga menghindari bakar sampah sembarangan.
Uhamka memiliki berbagai Fakultas-Fakultas Unggul diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakutas Psikologi, Fakultas Teknologi Industri dan Informasika (FTII), Fakultas Agama Islam (FAI), dan Fakultas lainnya dari jenjang S1, S2, serta S3. Selengkapnya tentang Uhamka dapat diketahui pada tautan berikut http://linktr.ee/uhamka