KabarPendidikan.id - Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia telah sepakat untuk mengadakan Sidang Eksekutif Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim) ke-59. Acara tersebut diselenggarakan dari tanggal 23 hingga 27 Mei 2023 di Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut dihadiri oleh direktur dan anggota Mabbim Malaysia dan Brunei Darussalam serta dipimpin oleh delegasi Mabbim Indonesia sebagai tuan rumah.
Setelah tiga
tahun vakum akibat pandemi Covid-19, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam
sepakat untuk kembali menggelar Sidang Eksekutif Mabbim. Kegiatan ini berperan
penting dalam mempererat kerjasama bahasa antara Brunei Darussalam, Indonesia
dan Malaysia. Kolaborasi ini penting dilakukan untuk menjawab dinamika zaman
yang begitu cepat dan menuntut munculnya berbagai perkembangan di bidang
bahasa.
Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek), E. Aminudin Aziz selaku Ketua Perutusan
Mabbim Indonesia, menyatakan bahwa ketika berbicara tentang ide baru maka yang
harus dilakukan adalah menyikapinya dengan cara pandang baru yang mungkin di
luar dari kebiasaan yang ada. Khususnya pada masa yang penuh disruptif seperti
sekarang ini.
“Apabila Mabbim hanya memandang persoalan yang ada dengan sudut pandang biasa-biasa saja, maka itu adalah lonceng kematian dari Mabbim itu sendiri. Pertanyaan besar tentu ada pada kita (negara anggota) dan Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim ini adalah forum yang akan menentukan apakah Mabbim akan menatap masa depan dengan cara-cara dan ide-ide baru atau justru tetap bertahan dengan cara-cara yang biasa-biasa saja,” ujar Aminudin.
Selain perubahan
eksternal dan internal akibat dinamika zaman, menurut Kepala Balitbang,
ada beberapa masalah dan tantangan baru yang dihadapi Mabbim. Pertama, Mabbim
harus melanjutkan format yang sekarang. Kedua, jika ingin
dilanjutkan, bagaimana seluruh tenaga kerja akan membentuk bentuk organisasi
ini di masa depan dan inovasi programatik apa yang akan diperkenalkan.
Ketiga, jika jawaban atas pertanyaan Mabbim tidak diperlukan, bagaimana langkah
kita selanjutnya untuk menjaga silahturahmi dan kerjasama yang telah terjalin
lama melalui Mabbim.
“Tiga opsi ini
harus disikapi bersama-sama, dan Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim menjadi forum
kunci yang akan menentukan langkah Mabbim ke depan,” ujar Aminudin Aziz.
Rangkaian acara
Sidang Eksekutif Mabbim ke-59 terdiri dari Rapat Sekretariat Mabbim
dan Sidang Eksekutif Mabbim ke-59, serta kunjungan ke Museum Presiden
Republik Indonesia, Balai Kirti.
Selama pelaksanaannya,
Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim tersebut menyepakati beberapa hal, yaitu 1) tata
kerja Mabbim; 2) pengakhiran Sidang Pakar dan Sidang Eksekutif; 3) pelaksanaan
Sidang Eksekutif ke-59 Mabbim juga merupakan Forum Ketua Mabbim yang pertama;
4) pelaksanaan Musyawarah/Mesyuarat Sekretariat pertama di Brunei Darussalam
pada tahun 2024; 5) pelaksanaan Forum Ketua Mabbim selanjutnya di Brunei
Darussalam pada tahun 2025; serta 6) hal-hal lain yang bertentangan dengan
hasil keputusan Sidang Eksekutif ke-58 yang dianggap tidak berlaku.
Dalam pertemuan
tersebut, Tuan Haji Razali Bin Che Mat, Ketua Perwakilan Mabbim Malaysia,
menyatakan tekadnya untuk memajukan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Sekaligus memastikan kesinambungan organisasi Mabbim sebagai pembahasan utama
Sidang Pimpinan ke-59.
Selain itu,
Awang Suip Bin Haji Abdul Wahab, Ketua Perwakilan Brunei Darussalam,
menyampaikan harapannya agar perwakilan dari masing-masing negara anggota dapat
menyelesaikan permasalahan bahasa yang diangkat namun tidak terselesaikan
selama Sesi/Konsultasi ke-25 yang diselenggarakan. Oleh karena itu, ketiga
negara anggota diminta untuk dapat mengikuti semua keputusan dan usulan yang
dibuat.
“Saya yakin
konferensi ini akan mampu mencapai kesepakatan dalam menghasilkan gagasan-gagasan
yang solid dan bijaksana untuk martabat bahasa Indonesia dan bahasa Melayu
serta karya-karya Mabim supaya sejalan dengan arus modernitas yang penuh
tantangan namun tetap berpijak pada cita-cita Mabim,” tegas Awang.
Dalam
pelaksanaan Sidang Eksekutif Mabbim ke-59, Tuan Haji Razali Bin Che Mat
didampingi oleh Encik Mohd. Fadzli bin Tajuid, Setiausaha (sekretaris) Mabbim
Malaysia dan Puan NorAtikah binti Buang, Penolong Setiausaha dan Urus setia
Mabbim Malaysia. Sementara itu, Awang Suip Bin Haji Abdul Wahab didampingi oleh
Dayang Hajah Sariani binti Haji Ishak, Awang Hanif bin Bahrin, dan Dayang
Nurhafiizah binti Zahari.
Usai Sidang
Pimpinan Mabbim ke-59 dan kesepakatan hasilnya, seluruh delegasi dan peserta
dipersilakan menyegarkan diri di Museum Presiden RI - Balai Kirti. Berlokasi di
halaman Istana Kepresidenan Bogor, museum ini dibangun pada tahun 2012,
tepatnya di bawah arahan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden keenam Republik
Indonesia.
Dalam kunjungan
ini, para delegasi dan seluruh peserta sesi mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman virtual tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, biografi
presiden RI, koleksi buku sejarah, kekayaan budaya Indonesia yang merupakan
Warisan Dunia UNESCO, dan lain sebagianya.
Kunjungan ke
Balai Kirti ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Sidang Pimpinan
Mabbim ke-59.
(Nanda/adp)