KabarPendidikan.id - Ai Fatimah Nur Fuad selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) sekaligus Dosen FAI Uhamka menjadi narasumber dalam acara Teras TVMu di Channel TV Muhammadiyah. Dengan narasumber yang baru, Teras TVMu kini mengangkat tema FAI Uhamka sebagai Pusat Penyebaran Gagasan Islam Wasatiyah tayang pada saluran Televisi TVMu, Jumat (21/4).
Pada segmen pertama, Ai Fatimah Nur Fuad mengungkapkan Islam
Wasatiyah merupakan nilai dan konsep yang lekat dengan ajaran Islam, karena
Islam Wasatiyah telah ada dan tercantum dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadist
yang dikembangkan pemikiran ulama. Selain itu, berdasarkan Surat Al-Baqarah
ayat 148, umat Islam merupakan umat pertengahan. Umat pertengahan adalah umat
yang dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat.
“Islam Wasatiyah merupakan sebuah nilai atau konsep yang
melekat dalam ajaran Islam karena nilai Wasatiyah ada dan tercantum dalam ayat
Al-Quran serta hadist nabi, kemudian dikembangkan oleh pemikiran ulama.
Misalnya dalam Al-Baqarah ayat 14 yang memaknai bahwa kita ini adalah umat yang
mampu menyetarakan antara urusan dunia dan urusan akhirat,” pungkas Ai.
Selanjutnya, Perguruan Tinggi Islam memiliki tanggung jawab
dalam mengimplementasikan Islam Wasatiyah melalui gagasan yang dirangkum dalam
produk akademik, sehingga mahasiswa dapat menyebarkan nilai-nilai tersebut di
lingkungan masyarakat. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Islam Wasatiyah
meliputi At-Tawazun yang merupakan sikap seimbang yang diterapkan pada
kehidupan sehari-hari, toleran, adil, menghilangkan kesulitan, dan seimbang
dalam melontarkan pemikiran tentang Islam.
“Islam Wasatiyah memiliki lima karakteristik, diantaranta
At-Tawazun yaitu sikap menyeimbangkan diri dalam setiap perilaku di kehidupan
sehari, toleran, adil, menghilangkan kesulitan, serta seimbang dalam
menyampaikan pemikiran tentang Islam. Perguruan Tinggi Islam tentunya memiliki
tanggung jawab besar dalam membentuk karakter-karakter itu pada mahasiswa
melalui produk akademik yang digagaskan oleh dosen amupun tenaga kependidikan.
Dari situ lah nantinya mahasiswa akan menyebarkan nilai-nilai tersebut di
kehidupannya sehari-hari,” ujar Ai Fatimah.
Islam itu tidak hanya soal keagamaan, tetapi juga sosial
kemasyarakatan. Oleh karena itu yang dimaksud Islam Wasatiyah, bukan hanya
beribadah dan khutbah dengan seimbang tetapi juga segala perkara sebaik-baiknya
adalah yang ada pertengahan, sehingga pertengahan disini mengandung keadilan,
sikap yang toleran dan kebaikan kemaslahatan untuk banyak orang yang menjadikan
manusia tidak merugikan manusia lainnya atau komunitas agama lainnya dan ini pesan
yang sangat penting dalam Islam Wasatiyah. Dalam hal ini tentu persoalan sosial
yang menyangkut perempuan dan pendidikan anak itu adalah bagian dari
implementasi Islam Wasatiyah. Kemudian yang harus diterapkan dalam kehidupan
Islam Wasatiyah diantaranya persoalan pendidikan, ekonomi, dan politik.
"Di dalam dakwah Muhammadiyah bukan hanya spiritual
seperti sholat dan pengajian, tetapi juga melalui pembangunan ratusan rumah
sakit dan ribuan lembaga pendidikan serta lembaga lainnya seperti untuk
menangani kasus Covid-19 yaitu ada Covid Center, ada Muhammadiyah Disaster
Management Center (MDMC) adalah nama lain dari Lembaga Penanggulangan Bencana
(LPB) Muhammadiyah dan seterusnya. Ini
bagian dari Muhammadiyah turut mengimplementasikan Islam Wasatiyah ditengah
situasi dan kebutuhan masyarakat. Muhammadiyah tidak pernah melihat background
ras, suku, agama, dan gender tertentu. Jadi semua yang membutuhkan uluran
tangan maka MDMC akan hadir," tutur Ai.
Kemudian, Ai juga menyebutkan tantangan dalam mengimplementasikan
Islam Wasatiyah ialah hidup yang semakin kompleks, misalnya sosial media atau
era digital yang mengahdirkan isu-isu baru seperti kebohongan informasi seperti
persoalan agama, ekonomi dan politik. Dalam hal ini maka harus mencari cara
untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap hal-hal yang akurat dan benar
secara agama. Selanjutnya adalah dikalangan komunitas tertentu ada yang sangat
ekstrim purifikasi nya dan orang yang cenderung terhadap politik yang
mengabaikan unsur lainnya. Maka dalam hal ini Islam Wasatiyah mengajarkan untuk
menjadi gerakan yang moderat, maka peran Muhammadiyah hadir dengan Islam
Wasatiyah sebagai gagasan yang konkrit untuk diterapkan di masyarakat.
"Dan Alhamdulillah di Fakultas Agama Islam (FAI) Uhamka
memiliki tiga prodi ada perbankan syari'ah, pendidikan bahasa Arab dan
pendidikan agama Islam yang dalam pengajarannya kami aktif melakukan catur
dharma perguruan tinggi. Lewat catur dharma perguruan tinggi ini kami berusaha
melakukan implementasi Islam Wasatiyah. Bukan hanya proses belajar mengajar
antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas, tetapi kami melakukan diseminasi
Islam Wasatiyah melalui penelitian dan publikasi. Lewat artikel-artikel ilmiah
baik di jurnal nasional dan internasional, melalui buku yang memiliki ISBN, HKI
bahkan hak paten dan itu kami melakukan penyebaran gagasan Islam Wasatiyah
melalui FAI Uhamka. Selanjutnya melalui Al Islam Kemuhammadiyahan kami
melakukan aktivitas-aktivitas ke-Islaman dengan selalu berpegang teguh dengan
nilai-nilai Islam Wasatiyah. Perlu diketahui kami di Uhamka juga selalu
melakukan kolaborasi antar prodi dalam penyebarluasan gagasan Islam
Wasatiyah," tutup Ai.