KabarPendidikan.id - Sunan
Giri atau Raden Paku memilih jalur pendidikan dan kebudayaan dalam menyebarkan
agama Islam di Pulau Jawa. Beliau merupakan murid dari Sunan Ampel yang memulai
dakwahnya di wilayah Gresik.
Pada
buku yang berjudul Atlas Wali Songo (2012), dikutip dalam Babad Tanah
Jawi bahwa Raden Paku bersama Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang, putra
dari Sunan Ampel pernah berencana untuk pergi berhaji dan menuntut ilmu ke
Mekkah.
Namun,
mereka bertemu dengan ayah kandung Raden Paku, yaitu Maulana Ishaq, ketika
perjalanan mereka sampai di Malaka. Ayah Raden Paku menasihati keduanya untuk
kembali ke Pulau Jawa karena mereka lebih dibutuhkan untuk menyiarkan agama
Islam di sana. Nasihat tersebut dipatuhi dan mereka pun membatalkan niatnya
untuk pergi ke Mekkah.
Dalam
perjalanan pulang ke Tanah Jawa, Raden Paku dibekali segumpal tanah dan dua
orang abdi bernama Syaikh Koja dan Syaikh Grigis.
Setibanya
di Jawa, Raden Paku mencari tanah yang serupa dengan segumpal tanah yang
diberikan ayahnya. Setelah menemukan sebidang tanah di perbukitan, Raden Paku
membangun pesantren yang kemudian dikenal dengan nama Giri Kedaton.
Sejak
saat itu Raden Paku dijuluki sebagai Sunan Giri, yang artinya adalah susuhan
atau guru suci yang bermukim di perbukitan Giri.
Sunan
Giri memanfaatkan seni pertunjukan sebagai media menyebarkan Islam melalui
pendidikan yang dipertunjukkan di Giri Keraton, pesantren miliknya yang
terletak di perbukitan Giri. Ia menyelipkan pedoman hidup yang diambil dari
ajaran Islam melalui seni pertunjukkan tersebut.
Walaupun
sudah memiliki pesantren, Sunan Giri tetap menyiarkan ajaran Islam secara tatap
muka dengan mendatangi masyarakat satu persatu. Ia baru menyiarkan dakwah
kepada kumpulan masyarakat setelah mereka menerima kehadirannya.
Cara
Sunan Giri dalam mengumpulkan masyarakat adalah dengan mengadakan pertunjukkan
kesenian atau acara selamatan. Dalam perkumpulan tersebut, secara tidak
langsung Sunan Giri menyelipkan ajaran Islam di dalamnya. Salah satu contohnya
adalah pertunjukkan wayang dengan isi cerita bernuansa Islam.
Selain
itu, Sunan Giri juga mengenalkan agama Islam kepada anak-anak dengan
menciptakan bermacam permainan seperti Jelungan, Jamuran, dan Gendi
Gerit. Adapun permainan dalam bentuk lagu seperti Cublak-Cublak Suwang
yang masih terkenal hingga saat ini.
(Adelia
Putri/SAN)