KabarPendidikan.id - Program Transformasi Perpustakaan
Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) kini sudah berjalan selama empat tahun. Program
ini diluncurkan untuk mencapai target peningkatan literasi masyarakat serta
peningkatan kualitas fasilitas layanan perpustakaan.
TPBIS mampu menjadikan perpustakaan
sebagai pusat pengetahuan, wahana belajar, melahirkan inovasi dan kreativitas
masyarakat. Bahkan mendorong pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.
Kepala Perpustakaan Nasional
(Perpusnas), Muhammad Syarif Bando mengatakan jika program TPBIS ini menyasar
masyarakat, seperti masyarakat di daerah kumuh, masyarakat di daerah miskin,
petani kecil, petambak kecil, buruh, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM), sampai ibu-ibu rumah tangga.
"Melalui program ini,
masyarakat diberi pelatihan untuk meningkatkan skill melalui buku-buku terapan
yang ada di perpustakaan," ucap Muhammad (13/4).
Ia melanjutkan, tujuan TPBIS hadir adalah
untuk menyelesaikan masalah diawali dari akar rumput. Sebab, ciri-ciri negara
maju salah satunya mampu memberikan solusi dari permasalahan di tingkat paling
bawah.
"Ini tidak relevan melekat
pada siapapun yang berposisi sebagai penyelenggara negara. Jadi, memang harus
inklusif. Jika dahulu perpustakaan tradisional hanya mengumpulkan buku, dan
menunggu masyarakat membaca, namun kini sudah berubah," terangnya.
Abad ke-18 perpustakaan menjadi
simbol bagi para bangsawan, dan penguasa. Maka perpustakaan di era modern
bagaimana caranya bisa menjangkau masyarakat. Dan yang paling fundamental
adalah tentang bagaimana menumbuhkan budaya baca.
Kepala Perpusnas melanjutkan, dalam
pelaksanaan program TPBIS ini, pihaknya tidak pernah memandu masyarakat untuk
memilih keahlian tertentu. Perpustakaan justru menyesuaikan dengan pilihan
ekonomi masyarakat yang dikehendaki sesuai dengan potensi yang ada.
"Kami akan berkontribusi untuk
mengoptimalkan dengan seluruh kemampuan untuk memfasilitasi sumber informasi
yang relevan,” ucapnya.
TPBIS yang dijalankan di
perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/kelurahan dinilai
efektif dan manfaatnya dirasakan masyarakat. TPBIS merupakan pendekatan
pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
"Pesan Bung Karno yakni
berdiri di atas kaki sendiri, diawali dari imajinasi dengan membaca buku
(terapan)," ujar Kepala Perpusnas.
Menurutnya, pelatihan dan
peningkatan skill untuk masyarakat sangatlah penting.
Adapun sejak 2018, program TPBIS
telah melaksanakan pendampingan ke 34 provinsi. Selama hampir lima tahun
berjalan, program TPBIS telah menyentuh lebih dari dua juta penerima manfaat,
dari target awal sebanyak 100 ribu orang.
Hal ini menunjukkan animo masyarakat
yang besar, dan sudah banyak masyarakat yang merasakan manfaat positif program
ini dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Apalagi, TPBIS
mampu menjadi penyelamat bagi jutaan orang yang mengikuti program ini di saat
masa Pandemi Covid-19.
(Alifia Angel/SAN)