KabarPendidikan.id - Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menggelar Konferensi Nasional ke-7 Peneliti Muda Psikologi Indonesia 2023 dengan tema Tantangan dan Peluang Psikologi dalam Menghadapi Perubahan Global. Acara tersebut diselenggarakan di Auditorium Uhamka lantai 4 Kampus Limau, Selasa (11/4).
Kegiatan ini dihadiri oleh Prof Nani Solihati selaku Wakil Rektor III Uhamka, Anisia Kumala selaku Dekan Fakultas Psikologi Uhamka, Fahruk Rozi selaku Wakil Dekan I dan II sekaligus pemateri kedua, Ilham Mundzir selaku Wakil Dekan III dan IV Fakultas Psikologi Uhamka, Febri Aditya Agung Nugroho selaku Psikolog, serta seluruh peserta konferensi dari kalangan mahasiswa maupun umum.
Prof. Nani Solihati selaku Wakil Rektor III menyampaikan bahwa adanya perubahan global ini tentu memiliki dampak positif dan negatifnya sehingga ini adalah tugas-tugas dari mahasiswa Psikologi Uhamka untuk terus mengembangkan hasil penelitiannya melalui diseminasi yang akan dipublikasikan.
“Peneliti muda ini akan menjadi peneliti yang handal. Tentu ini harus terus dipelajari sehingga sekarang saatnya teman-teman diseminasi hasil-hasil riset yang telah dilakukan baik dari skripsi ataupun dari tugas-tugas lainnya. Jadi, perubahan global ini tentu ada dampak positif dan negatifnya sehingga ini adalah tugas-tugas dari mahasiswa Psikologi Uhamka untuk menelitinya. Akibat dari perubahan global ini tentu banyak dari berbagai aspek budaya, ekonomi, sosial, lingkungan, dan sebagainya sehingga teman-teman dari Psikologi sangat tepat untuk membahas tantangan dan peluang dalam menghadapi perubahan global ini. Selain itu, hal ini merupakan ajang latihan untuk peneliti muda dalam meneliti dan mendiseminasikan hasil penelitiannya sehingga dapat dipublikasikan di prosiding,” ujar Prof. Nani.
Selain itu, Prof. Nani menyampaikan harapannya kepada para mahasiswa Psikologi Uhamka untuk terus mengembangkan dan meneliti lebih lanjut lagi sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar dan berkah.
“Saya berharap ini akan menjadi cikal bakal untuk para mahasiswa untuk terus meneliti lebih lanjut lagi. Selamat kepada adik-adik mahasiswa yang hari ini mengikuti kegiatan ini mudah-mudahan kegiatan ini berlangsung dengan lancar dan berkah,” tambah Prof. Nani.
Anisia Kumala selaku Dekan Fakultas Psikologi Uhamka mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan skill mahasiswa dalam melakukan penelitiannya sebagai peneliti junior. Selain itu mahasiswa juga akan mendapatkan hal baru dalam bidang keilmuan psikologi dan semacamnya.
"Konferensi ini merupakan agenda tahunan FPsi Uhamka dan ini merupakan tahun ke-7 pelaksanaan konferensi ini. Tujuan dari acara ini adalah agar mahasiswa dapat mendesiminasikan hasil penelitian mereka sehingga mahasiswa dapat meningkatkan skill mereka dalam bidang penelitian. Selain itu mahasiswa juga akan mendapatkan hal-hal baru dalam bidang keilmuan psikologi," tuturnya.
Febri Aditya Agung Nugroho sebagai pemateri pertama menyampaikan bahwa diperlukan psikologi yang baik dalam dunia industri. Selain itu psikologi yang seimbang diperlukan untuk menghadapi tantangan global saat ini. Ia pun berharap agar para mahasiswa dapat keluar dari zona nyamannya dan mempelajari ilmu-ilmu lainnya.
“Dalam dunia industri, kita membutuhkan psikologi yang baik dan seimbang. Psikologi yang baik juga diperlukan untuk kita dalam menghadapi tantangan global saat ini. Maka dari itu mari mahasiswa dan teman-teman untuk keluar dari zona nyamannya masing-masing untuk mengeksplor dan mendapatkan ilmu-ilmu yang lebih hebat di luar sana,” pungkas Febri.
Fahruk Rozi dalam materinya yang berjudul “Kesehatan Mental Masyarakat” menyampaikan bahwa menurut survei yang dilakukan oleh UGM di tahun 2022, menyatakan remaja yang berumur 10 – 17 tahun, diantara tiga remaja, satu remaja memiliki masalah kesehatan mental. Banyak jenis gangguan kesehatan mental seperti anxiety, kecemasan, depresi, dan sebagainya. Hal ini perlu difokuskan bersama-sama, karena masih banyak remaja yang tidak mencari bantuan karena lebih memiliki untuk mengatasi masalahnya sendiri.
“Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penderita gangguan jiwa di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan dengan adanya stigma ODGJ di kalangan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan masyarakat enggan mengakses layanan kesehatan mental. Maka dari itu, isu ini perlu kita perhatikan bersama,” ujar Fahruk.