KabarPendidikan.id - Dalam
upaya menekan angka putusnya sekolah dan meningkatkan kualitas di Banyuwangi,
Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi melakukan salah satu upayanya adalah
menganggarkan dana sebesar 15 miliar untuk pendidikan.
Angka
putus sekolah di Banyuwangi pad tahun 2013sampai 2022 sebanyak 4.834 kasus, dan
untuk tahun 2022 saja mencapai 200 kasus, sebagian besar dari kasus itu sudah
ditangani. Walaupun demikian, kasus putus sekolah ini masih menjadi hal yang
harus diprioritaskan dan harus dituntaskan sampai kasus ini tidak ada lagi.
Suratno
selaku Kepala Dispendik Banyuwangi mengatakan bahwa dana sebesar 13 miliar
digunakan untuk memaksimalkan program pendidikan yang sudah ada. Beberapa
program diantaranya, beasiswa Isdental anggaran danya sebeesar Rp 972 juta,
bidik misi sebesar Rp 4,43 miliar. Lalu, bantuan biaya hidup siswa yang tidak
mampu sebesar Rp 2,016 miliar, program Garda Ampuh sebesar Rp 2,34 miliar,
bantuan uang saku untuk siswa sebesar Rp 2,38 miliar dan bantuan transportasi
sebesar Rp 771 juta.
“Kami
harap dengan dana yang sudah kami anggarkan permasalahan pendidikan ini dapat
diselesaikan dengan baik dan bantuan ini juga tak luput dari bebagai pihak lain
yang ikut membantu,” katanya.
Suratno
juga menuturkan bahwa sampai saat ini bantuan uang saku untuk siswa diberikan
setiap hari dengan rincian SD sebesar Rp 10 ribu , SMP Rp 15 ribu, SMA Rp20
ribu, bantuan ini diberikan setiap hari, begitu juga bantuan transportasi untuk
siswa dibagikan setiap hari juga dan nominal yang sama seperti bantuan uang
saku siswa.
“Harapan
kami, setelah berbagai upaya dilakukan terhadap permaslahan ini dapat menuntaskannya
dengan baik dan dapat menekan kasus ini sampai kasus tidak ada lagi,” tutup
Suratno.
(Wulandari/SAN)