KabarPendidikan.id - Cindy Wurangian selaku sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), menyebut ada 3.000 ijazah siswa SMA/SMK yang masih tertahan di sekolah. Bahkan, ada yang belum disalurkan hingga tiga tahun lamanya. "Saya mencermati presentasi siswa yang tidak mengambil ijazah dari tahun 2021 mengalami peningkatan." Jelasnya.
Pada tahun 2021 ada 14 persen dan di tahun
2022 justru naik 30 persen atau 3.000 Ijazah yang tidak disalurkan atau diambil
dari total 10.000 Ijazah sekolah negeri," terang Cindy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas
Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulut, Senin (6/3/2023).
"Ada apa ini? Saya minta Dikda harus
melakukan penelitian kenapa mereka tidak mengambil. Jangan-jangan ada hal-hal
lain. Saya ingatkan jangan persulit siswa," ungkap Cindy.
Cindy khawatir jika tidak secepatnya di
salurkan nanti akan hilang atau rusak
karena terlalu lama di simpan. Kepala Bidang SMA Dikda Sulut, Sri Pasiak
menerangkan para siswa harus datang sendiri karena dibutuhkan cap tiga jari.
"Kendalanya, seringkali para siswa sudah
terlanjur ke luar daerah ataupun kerja. Bahkan, saat ini untuk melanjutkan
studi, hanya dibutuhkan surat keterangan lulus. Tak itu saja, para siswa harus
cap tiga jari, makanya wajib datang. Pihak sekolah tidak menyulitkan untuk
pengambilan ijazah," Jelas Sri.
Dengan adanya jawaban pihak Dikda, Ketua Komisi IV, Vonny Paat meminta Dikda memberikan data sekolah yang belum menyalurkan Ijazah. "Saya minta data mana sekolah yang belum menyalurkan ijazah kami akan turun untuk mendapatlan informasi jelas terkait persoalan ijazah ini," Jelas politisi PDI Perjuangan itu.
(Annisa Nurani/adp)