KabarPendidikan.id - Program Roots saat ini sedang direalisasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program Roots sendiri merupakan program yang memusatkan untuk dapat membentuk suasana sekolah yang aman, dan program untuk pencegahan kekerasan di kalangan teman sebaya.
“Program Roots ini sudah dilakukan uji coba dan telah
dioperasikan dibeberapa negara yang ada di dunia dan menggunakan pendekatan
yang berupa whole school. Dan program ini ditunjukan untuk nilai –
nilai, budaya, serta perilaku yang baik untuk warga sekolah,” Ujar Anindito
Aditomo selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).
Dia juga mengatakan bahwaa program Roots ini dijalankan
karena data kekerasan yang terjadi disekolah dan berlandaskan Asesmen Nasional.
“Kekerasan hampir terjadi di setiap sekolah Indonesia, hal
ini dilaporkan langsung oleh murid sendiri dan bukan pihak mana pun. Dan dengan
Asesmen Nasional dapat terlihat data kekerasan yang ada disetiap sekolah,
sehingga data tersebut cukup valid dan dapat dijadikan indikasi,” kata dia.
Terkait pemahaman dan sikap guru bedasarkan kekerasan
seksual, hukuman fisik, dan perundungan survei Asesmen Nasional dapat mengambil
data tersebut. Dan data lainnya seperti kekerasan seksual, perundungan, dan
hukuman fisik yang siswa alami atau saksikan
“Data – data tersebut diklasifikasi, sehingga dapat
ditentukan sekolah mana saja yang mendapatkan pelatihan Program Bimtek Roots
dalam pencegahan dan penanganan kekerasan yang terjadi sekolah. Program ini
telah diterapkan pada pada Angkatan V dan dioperasikan sebanyak 5.556 satuan
Pendidikan dari semua provinsi Indonesia dan 377 Kabupaten/Kota dan diikuti
10.201 peserta guru yang bekerja sama dengan UNICEF,” tutup Anindito.
(Wulandari/adp)