KabarPendidikan.id - Ahmad
Basarah, Wakil Ketua MPR RI, memberikan dukungannya terhadap usaha-usaha dunia pendidikan
tinggi dalam meningkatkan nilai spiritualitas di tengah zaman disrupsi.
Menurutnya, aspek keagamaan memiliki peranan penting dalam memperkuat
pendidikan dan melindunginya dari berbagai tantangan, termasuk masalah
sekularisme.
Basarah
menyampaikan pesan tersebut dalam acara sosialisasi empat pilar MPR RI di STAI
Ma'had Aly Al-Hikam, Malang, Jawa Timur pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2023.
"Apa
yang digagas almarhum KH Hasyim Muzadi yang mendirikan pesantren Al-Hikam
khusus mahasiswa ini bisa dijadikan pilot project bagaimana kita menghadapi era
disrupsi. Saat banyak dunia pendidikan tercerabut dari akar menuju sekulerisme,
pendidikan di Indonesia yang berideologi Pancasila harus tetap di jalur
ketuhanan yang religius sesuai amanat sila pertama Pancasila,'' kata Basarah
dalam keterangannya, Selasa (7/3/2023).
Dalam
sebuah acara yang berjudul 'Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era
Disrupsi', Basarah membahas tentang gejala disrupsi di era modern yang mirip
dengan gejala lahirnya humanisme di Eropa pada Abad Pertengahan. Dalam acara
tersebut, STAI Al-Hikam menandatangani MoU dengan GM FKPPI di STAI Al-Hikam.
Pada masa Abad Pertengahan, banyak masyarakat yang terputus dari akar agama
karena otoritas agamawan kehilangan kepercayaan, dan akhirnya terjerumus dalam
sekularisme. Basarah, yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan,
melihat bahwa saat ini era digitalisasi telah mendorong masyarakat ke dalam
situasi nomophobia.
Basarah
membahas tentang nomophobia, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2008
dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh UK Post Office di Inggris.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengungkap kecemasan masyarakat di era
disrupsi, dengan menggunakan sampel sebanyak 1000 orang. Dari sampel tersebut,
ditemukan bahwa 77% dari kelompok usia 18-24 tahun adalah yang paling rentan
mengalami nomophobia.
"Dari
penelitian itu bisa kita analisis ternyata mahasiswa adalah kelompok paling
rentan mengalami kecemasan akibat era disrupsi. Jadi, sudah benar apa yang
dilakukan asrama Al-Hikam ini, mewajibkan semua mahasiswa yang tinggal di sini
mendalami ilmu agama agar timbul keseimbangan lahir batin pada mereka,'' ucap
Basarah.
Anggota
Komisi X DPR RI, yang memiliki tanggung jawab di bidang pendidikan, menjelaskan
bahwa Pasal 4 UU No. 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi menetapkan bahwa
setiap perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi pusat pembentukan karakter
dan peradaban bangsa, serta mengembangkan sikap inovatif, kreatif, berdaya
saing, dan mengembangkan iptek. Dia menegaskan bahwa amanat ini sangat penting
untuk disampaikan karena saat ini Indonesia sedang menghadapi perang ideologi
yang tidak terlihat namun tetap ada.
"Di
era komunikasi terbuka seperti saat ini, peperangan ideologi pasti ada.
Masyarakat gampang mengakses dunia maya yang di dalamnya semua ideologi
terpampang nyata, mulai dari transnasionalisme, kapitalisme, sampai hedonisme
pun ada. Kita harus yakin dengan ideologi yang kita miliki, yakni Pancasila,''
jelas Dosen Pascasarjana Universitas Islam Malang itu.
(Umar
Syaid/SAN)