KabarPendidikan.id - Pemerintah Australia secara aktif
mempromosikan peningkatan literasi Asia di kalangan siswa di sekolah-sekolah
Australia. Siswa Australia belajar tentang bahasa dan budaya negara-negara
Asia. Padahal, pemerintah federal Australia merekomendasikan empat bahasa utama
Asia untuk diajarkan di sekolah, yakni bahasa Mandarin, Jepang, Korea, dan
Indonesia. Ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan untuk membangkitkan
kembali kejayaan bahasa Indonesia di Australia.
Hal itu terlihat pada Senin
(20/03/2020) dalam perbincangan antara guru-guru dari Atase Pendidikan dan
Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra dengan anggota Asosiasi Guru Bahasa
Indonesia Australia Barat (WILTA). Acara yang diadakan di Hotel Comfort Inn
& Suites Goodearth Perth ini dihadiri oleh para guru bahasa Indonesia
terdaftar WILTA dari sekolah-sekolah di Australia Barat.
Dalam paparannya, Atdikbud Mukhamad
Najib menyampaikan bahwa terdapat kesenjangan antara demand dan supply dalam
bahasa Indonesia. Ada sekolah di Australia yang gurunya orang Indonesia, tapi
muridnya tidak banyak, sehingga kelas bahasa Indonesia harus ditutup.
Home
Sekolah Atdikbud Apresiasi Semangat Guru di Australia Barat Ajarkan Bahasa
Indonesia M Purwadi Selasa, 21 Maret 2023 - 21:08 WIB views: 3.973 Diskusi
antara Atdikbud KBRI Canberra bersama guru-guru yang tergabung dalam Western
Australia Indonesia Language Teacher Association (WILTA), Senin (20/3/2023).
Foto/Dok/Atdikbud A A A PERTH - Pemerintah Australia tengah gencar
mempromosikan peningkatan Asian Literacy bagi siswa di sekolah-sekolah
Australia.
Siswa Australia belajar tentang
bahasa dan budaya negara-negara Asia. Padahal, pemerintah federal Australia
merekomendasikan empat bahasa utama Asia untuk diajarkan di sekolah, yakni
bahasa Mandarin, Jepang, Korea, dan Indonesia. Ini merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan untuk membangkitkan kembali kejayaan bahasa Indonesia di
Australia. Baca juga SMA Labschool Kebayoran ada LBB Paskibra untuk SMP
se-Jabodetabek. Asosiasi (WILTA) pada Senin (20 Maret 2023).
Acara yang diadakan di Hotel
Comfort Inn & Suites Goodearth Perth ini dihadiri oleh para guru bahasa
Indonesia terdaftar WILTA dari sekolah-sekolah di Australia Barat. Dalam
paparannya, Atdikbud Mukhamad Najib menyampaikan bahwa terdapat kesenjangan
antara demand dan supply dalam bahasa Indonesia. Ada sekolah di Australia yang
gurunya orang Indonesia tapi muridnya kurang, sehingga kelas bahasa Indonesia
harus ditutup.
Di sisi lain, ada juga sekolah yang
siswanya cukup banyak yang ingin belajar bahasa Indonesia tetapi kesulitan
mencari guru, sehingga siswa diminta belajar bahasa asing lain. Menurut Najib,
kebangkitan bahasa Indonesia di Australia dapat dimulai dengan menjembatani
kesenjangan antara penawaran dan permintaan. “Untuk menciptakan demand, kami
melakukan kampanye intensif menyasar siswa, kepala sekolah dan orang tua. Kami
hadirkan Indonesia kepada mereka agar mereka tertarik dan mau belajar bahasa
Indonesia. Untuk mengatasi minimnya supply, kami mengundang guru Indonesia
untuk mengisi posisi pengajar bahasa di Australia sekolah, jelas Najib. Saat
ini, Najib mengaku sudah berkomunikasi dengan lembaga bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan pimpinan perguruan tinggi di Indonesia yang
memiliki Program Studi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) untuk
mengirimkan guru pendamping ke Australia. Nantinya, para pendamping bisa
disalurkan ke sekolah-sekolah di Australia yang membutuhkan. “Kemungkinan
pengiriman asisten sangat terbuka, beberapa universitas di Indonesia sudah
sepakat untuk mengirimkan mahasiswa yang saat ini menjadi asisten pengajar ke
Australia.
Badan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan juga siap mendukung penempatan guru dan peningkatan kapasitas
guru di Australia. Kita perlu membicarakan teknik apa selanjutnya agar berhasil
dengan baik," jelas Najib. Terkait hal itu, Atdikbud Najib juga mengapresiasi
para guru di Australia Barat yang selalu bersemangat mengajar dan mempromosikan
bahasa Indonesia. “Atas nama pemerintah Indonesia, kami mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan yang terus menerus
dari bapak ibu guru dalam pengajaran dan pemajuan bahasa Indonesia.
Percayalah, apa yang Anda lakukan
hari ini, mengajar bahasa Indonesia kepada siswa Australia, sangat berharga
bagi masa depan kedua negara," kata Najib. Guru-guru Australia Barat
sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam diskusi dan berkontribusi pada
revitalisasi bahasa Indonesia di Australia Karen Bailey, mantan presiden WILTA,
mengatakan program kampus pengajaran di Indonesia saat ini dapat diperluas
untuk mencakup pengajaran di sekolah-sekolah Australia. Sementara itu, guru
lain, Hara, menyarankan agar pemerintah bisa mengizinkan guru dan kepala
sekolah berkunjung ke Indonesia.
Ini membuka wawasan mereka dan
akhirnya mereka mempromosikan Indonesia di sekolah mereka. Presiden WILTA
Danielle Horne mengaku sangat senang dengan pertemuan ini karena mampu
membangkitkan semangat baru untuk memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di
Australia, khususnya di Australia Barat. Menurut Danielle, promosi harus
dilakukan secara kolektif untuk meningkatkan daya tarik mahasiswa. Pemberian
penghargaan kepada yang pernah belajar di Indonesia juga dinilai penting untuk
memberikan insentif dan motivasi bagi yang belajar di Indonesia.
(Annisa Nurani/SAN)