KabarPendidikan.id - Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merasakan diskriminasi sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan yang terjadi di Indonesia bagian timur dan wilayah lainnya. Perlu ada dukungan lebih dari pemerintah pusat dan daerah.
Kepala BPKP
Muhammad Yusuf Ateh mengungkapkan dalam Laporan Hasil Pengawasan Bidang Pendidikan
Tahun 2022. Laporan yang sama juga telah disampaikan kepada Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Yusuf Ateh
mengungkapkan dari hasil pengawasan yang dilakukan BPKP Tahun 2022 menunjukan
bahwa kemunduran kualitas pendidikan disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Kemunduran ini terjadi dihampir dalam semua jenjang pendidikan didaerah,
khususnya dalam literasi dan numerasi. Dengan begitu, pemerintah harus
meningkatkan peran aktifnya dalam menyusun strategi peningkatan kualitas
pendidikan di wilayah masing-masing.
“Ketimpangan
sarana dan prasarana di wilayah timur Indonesia memerlukan perhatian lebih,”
ujar Yusuf Ateh.
Mengenai laporan
yang disampaikannya ke Mendikbud Nadiem Makarim, hasil pengawasan ini merupakan
usaha BPKP dalam mengawal upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
“Sepanjang tahun
2022 selain mengawal pemulihan ekonomi, BPKP juga turut mengawasi pembangunan
sumber daya manusia yang termasuk di dalam bidang pendidikan,” ujar Yusuf Ateh.
Sinergitas Pusat dan
Daerah
Yusuf Ateh
mengharapkan pemerintah pusat dan daerah saling bersinergi dalam upaya
perbaikan bidang pendidikan. BPKP berkomitmen akan terus mendukung upaya
peningkatan bidang pendidikan melalui pengawasan yang dilakukan BPKP.
“BPKP akan
memberikan hindsight, insight bahkan foresight dalam menjamin perbaikan bidang
pendidikan,” ungkap Yusuf Ateh.
Sementara itu,
Mendikbudristek Nadiem Makarim mengucapkan terima kasih kepada BPKP yang terus
membantu keberhasilan program-program di kementeriannya. Pihaknya berkomitmen
akan menindaklanjuti laporan hasil pengawasan BPKP.
“Kami
berkomitmen untuk menindaklanjuti laporan hasil pengawasan BPKP sebagai bahan
evaluasi di Kemendikbudristek dan laporan ini dapat membuka jalan penyempurnaan
kinerja kami,” tutupnya.
Arah BPKP di Tahun 2023
Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan mengarah pada 7 sektor strategis dalam
pengawasan di 2023 ini. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga ketahanan
pangan dan energi.
Hal ini tertuang
dalam Agenda Prioritas Pengawasan (APP) dan Agenda Prioritas Pengawasan Daerah
(APPD) tahun 2023. Ini jadi bentuk pelaksanaan tugas auditor intern pemerintah
yang profesional dan responsif dalam mengawal kebutuhan negara.
"APP tahun
2023 berfokus kepada 7 sektor strategis pembangunan yang dijabarkan dalam 26
tema dan 105 topik pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional," kata
Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh.
Sektor Strategis
Terdapat 7
sektor strategis dalam rincian Yusuf Ateh diantaranya, pembangunan SDM,
pembangunan infrastruktur dan konektivitas, akuntabilitas keuangan negara,
daerah, dan desa, pembangunan ekonomi; ketahanan pangan. ketahanan energi, dan
penguatan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih.
"Untuk APPD
difokuskan kepada 5 sektor strategis pembangunan dan mencakup 64 tema
pengawasan dalam pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah," ucapnya.
Yusuf Ateh
mengatakan BPKP berhasil menghasilkan produk pengawasan yaitu APP dan APPD 2023
untuk digunakan stakeholder BPKP. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mekspektasi
hasil pengawasan yang dilakukan BPKP.
"APP ini
juga dapat menjadi rujukan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dalam merancang dan menyelaraskan
pelaksanaan pengawasaan intern pada instansi yang menjadi tanggung
jawabnya," ucapnya.
Kawal Tata Kelola
Pendidikan
Sebelumnya, BPKP
akan mengawal tata kelola pendidikan di bawah naungan Kemendikbudristek.
Termasuk soal akses pendidikan dan program vokasi.
Langkah yang
diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara BPKP dan Kemendikbudristek
tentang penguatan tata kelola pemerintahan di lingkungan Kemendikbudristek.
Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh dan Mendikbudristek Nadiem Makarim
menandatangani langsung MoU yang disepakati.
Yusuf Ateh
menyampaikan, BPKP terus melakukan pengawasan dalam peningkatan kualitas dan
pemerataan aksessibilitah pendidikan juga pelaksanaan program vokasi.
“BPKP siap
mengawal upaya peningkatan akses pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan dan
efisiensi program yang dilaksanakan Kemendikbudristek,” katanya, mengutip
keterangan resmi, Jumat (21/10/2022).
Yusuf Ateh
sangat menghargai langkah Kemendikbudristek yang telah melakukan kerja sama
dengan baik dalam penyediaan data dan informasi dalam lingkup tugas pengawasan
BPKP.
“Saya ucapkan
terima kasih kepada Mas Menteri dan jajarannya atas kerjasama dalam dukungan
data dan informasi, sehingga pelaksanaan pengawasan berjalan dengan baik,”
ujarnya.
Yusuf Ateh juga
menegaskan bahwa BPKP akan terus berada dibelakang dalam program
kemendikbudristek untuk mendukung upaya perbaikan tata kelola dan akuntabilitas
di sektor pendidikan. Baginya, Nota kesepahaman yang disepakati BPKP dengan
kemendikbudristek merupakan komitmen sinergitas dalam mewujudkan pemerataan
aksesibilitas dan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
“Nota
Kesepahaman ini diharapkan akan memperkuat sinergi dan kolaborasi yang telah
kita bangun bersama sehingga tata kelola dan akuntabilitas di lingkungan
Kemendikbudristek semakin terjaga,” paparnya.
(Umar Syaid/adp)