Oleh : Agil Aditya Firmansyah
Mahasiswa FEB UHAMKA
Sampah selama ini dipandang sebagai barang yang tidak berguna, sebetulnya bisa dijadikan sumber pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah yakni sumber tenaga yang dapat diolah jadi barang bernilai ekonomi. Pengolahan sampah dapat dimulai pada kalangan rumah tangga. kenyataan menunjukkan jika penghasil sampah paling banyak di Indonesia ialah limbah rumah tangga.
Pada akhir tahun 2020, para industri start up di Indonesia meluncurkan aplikasi bank sampah yang dapat diakses terlebih oleh bunda rumah tangga. Aplikasi ini memusatkan kita buat memilah sampah yang nantinya hendak kita setor ke bank sampah terdekat. Dari segala sampah yang kita setor, industri itu hendak bagikan kita upah melalui dompet digital pada aplikasi tersebut. Ini ialah tata cara yang efektif yang dapat bergerak secara orang apabila RT/ RW setempat tidak mengadakan program bank sampah. Pengolahan sampah memanglah tidak lepas dari keterlibatan masyarakat.
Masyarakat harus diajari tata cara memilah sampah organik dan anorganik. Peranan pemerintah sangat diperlukan di dalam kasus sosialisasi dan pembudayaannya. Gimana pula masih banyak warga yang belum tahu tata cara mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan.
Pemerintah dapat membuat teknologi yang tidak kalah mutakhir nya dengan industri start up. Bayaran penyediaan teknologi pengolahan sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah buat mempersiapkan dana ratusan miliar masing- masing tahunnya buat perbaikan jalan dan sungai akibat sampah.
Apabila pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi pengolahan sampah, bayaran dapat ditekan. Peran swasta pula dapat dilibatkan di dalam penyaluran dan pembelian produk- produknya. Usaha tersebut nyatanya hendak lebih ringan dan mempermudah masyarakat yang ingin memiliki pendapatan bonus dari sampah yang dihasilkannya masing- masing hari.