Hetifah Syaifudian Wakil Ketua Komisi X DPR RI bidang Pendidikan, Riset, Olahraga, dan Kepariwisataan yang menjadi pembicara, mengatakan bahwa pandemi telah mengubah banyak hal, tak terkecuali pendidikan yang mulai memanfaatkan teknologi.
“Di Indonesia, tidak semua lapisan masyarakatnya melek teknologi, siswa dan lembaga pendidikan dipaksa beradaptasi dan mengadopsi teknologi digital dalam proses belajar-mengajar,” ucapnya, Senin (9/1).
Menurutnya, kondisi itu telah mendisrupsi dan mengganggu sistem pendidikan serta mempengaruhi jutaan pelajar di Indonesia.
“Dan ternyata, kondisi ini tetap berlanjut hingga saat ini. Setelah memasuki era new normal, aktvitas pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan, termasuk Perguruan Tinggi di Indonesia tetap masih sangat mengandalkan teknologi digital,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa pemahaman dan pemanfaatan teknologi saat ini menjadi penting.
Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Jawa Timur, serta beberapa perwakilan dosen yang mengikuti seminar tentang arah pendidikan pasca pandmi di Universitas Ciputra Surabaya.
“Kata kunci dari new normal adalah teknologi. Perguruan Tinggi wajib mengadopsi teknologi. Tapi, tidak semua bisa dengan cepat. Ini pentingnya kerjasama antar perguruan tinggi dan melalukan sinergi,” jelasnya.
Sementara itu, Dyah Sawitri Kepala LLDIKTI wilayah 7 Jatim yang juga pembicara, mengatakan bahwa dunia pendidikan perlu merumuskan kembali arah pendidikan yang sesuai dengan situasi saat ini.
“Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi bisa berjalan efektif dan efisien dengan pemanfaatan teknologi,” ucapnya.
Ia berharap, pimpinan perguruan tinggi dan stakeholder terkait, dapat pembangunan model pembelajaran yang cocok untuk pendidikan tinggi saat ini.
“Dengan demikian, semua pengelola Perguruan Tinggi bisa mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan sekaligus menyiapkan mahasiswa dalam menyongsong masa depan dengan baik,” pungkasnya.
DYL_RPH