KabarPendidikan.id - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. Hamka (FISIP Uhamka) menggelar
seminar nasional dengan tema Membangun Jaringan Komunikasi untuk Kepemimpinan
Kolaboratif yang dilakukan secara hybrid di Aula lantai 4 FISIP Uhamka dan live
streaming melalui akun Youtube Komunikasi Uhamka. Rabu, (18/1)
Kegiatan ini dihadiri oleh Tellys Corliana selaku Dekan FISIP Uhamka,
Devi Rahmawati selaku Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang
Komunikasi dan Media Massa, Muhammad Fadil Imran selaku Kepala Kepolisian
Daerah Metro jaya, Reynaldi Istanto selaku ketua Project Management Office G20
Badan Usaha Milik Negara dan Tenaga Ahli Menteri Bidang Global Value Chains
Expert Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Farida Hariyati selaku
Ketua Prodi FISIP Uhamka, serta para dosen dan mahasiswa-mahasiswa FISIP
Uhamka.
Tellys Corliana dalam sambutannya menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh narasumber dan dosen yang telah menyempatkan
waktunya untuk menghadiri seminar ini sehingga kita bisa membagi ilmu kepada
teman-teman mahasiswa yang sudah memenuhi aula lantai empat.
“Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah swt sehingga pada siang hari
ini kita dapat berkumpul bersama di aula lantai empat ini. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber yang telah menyempatkan
waktunya di tengah-tengah kesibukan sehingga bisa membagi ilmunya disini untuk
teman-teman mahasiswa yang juga hadir dan memenuhi aula lantai 4 ini dan juga
kepada seluruh panitia yang sudah menyediakan ruang sehingga bisa terlaksana
seminar pada siang hari ini,” ujarnya.
Tellys berharap semoga seminar yang dilakukan pada siang hari ini memberikan pencerahan dan memberikan satu hal
yang membuat seluruh mahasiswa termotivasi untuk melakukan perubahan yang
positif kedepannya.
“Bersama dengan mendorong perubahan dan mengelola masyarakat yang
dihadapi untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan jaringan komunikasi yang
luas, bagaimana kita membangun jaringan tersebut, maka pada siang hari ini kita akan bersama sama menyimak
narasumber kita yang kompeten. Mudah mudahan ini akan menjadi pencerahan,”
tuturnya.
Irjen Pol. Fadil Imran selaku Kapolda Metro Jaya Kota Ujung Padang
mengungkapkan organisasi merupakan bagian dari masyarakat dan dalam memimpin
sebuah organisasi faktor internal dan eksternal adalah hal yang harus menjadi
perhatian seorang pemimpin.
“Tantangan anda kedepan dalam konteks memimpin sebuah organisasi, maka
faktor internal dan eksternal harus menjadi perhatian kita, karena itu
merupakan bentuk perubahan yang terus kita hadapi dan kita kelola, baik
dibidang jasa, pelayanan publik, maupun organisasi privat yang mencari
keuntungan dan masyarakat menjadi pemegang saham terbesar dari sebuah
organisasi dalam konteks pertarungan organisasi dan itu yang harus seorang
pemimpin hadapi,” ujar Irjen Pol. Fadil Imran.
Di lain hal, Devi Rahmawati mengatakan bahwa orang-orang mendadak
mendadak digital akibat pandemi dan di dalam sistem digital tidak semua
informasi dinyatakan dengan benar, karena lebih banyak hoax yang memenuhi media
sosial yang membuat kebanyakan orang diwarnai banyak prasangka.
“Akibat pandemi kita semua mendadak digital, khususnya gawai yang banyak
digunakan saat ini dan di dalam media sosial tidak semua menjadi berkah,
sebagian menjadi bencana karena diwarnai banyak prasangka, salah satunya lewat
hoax dan ini adalah pandemi dunia yang sesungguhnya,”ujarnya.
Devi juga menyatakan kebanyakan kasus bully yang banyak terjadi di media
sosial adalah soal penampilan salah satunya Indonesia yang mempunyai banyak
kasus bully tersebut, dan dirinya sangat menyayangkan hal ini terjadi karena
watak orang Indonesia dikenal akan keramahannya.
“Peringkat nomor satu yang paling sering dihina adalah penampilan dan
Indonesia juga masuk dalam tingkat tingginya pembullyan soal penampilan, jelas
hal ini sangat mengerikan sekali di universe digital, bahkan watak manusia
Indonesia yang dulu ramah, berubah menjadi marah dan dikenal sebagai masyarakat
yang berang, bukan yang tenang,” tegasnya.
Dirinya berharap dengan pertemuan ini para peserta bisa menjadi manusia
yang cakap digital, yang artinya tidak hanya tau cara posting, selfie dan
sebagainya tapi terampil memanfaatkan berkah-berkah ruang digital dengan
tingkah laku positif dan produktif di media sosial.
“Mari jadikan ruang digital kita menjadi mata air kebahagian dan
kesejahteraan bukan menjadi air
mata kehancuran dan kerusakan,” imbuhnya.