“Seperti yang kita ketahui, masih banyak kekurangan tenaga kesehatan di banyak fasilitas kesehatan. Butuh waktu sekitar 7 hingga 36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis dalam jaringan pelayanan rujukan,” ujar Dante.
Dante mengatakan, hal itu dipercepat dengan memperbanyak jumlah dan jumlah program studi di fakultas kedokteran tersebut serta memperkenalkan program pendampingan rumah sakit pendidikan (RS) ke rumah sakit lain.
Sistem ini juga dikenal dengan istilah AHS (Academic Based Health System) dimana rumah sakit didorong untuk berpartisipasi tidak hanya dalam memberikan pelayanan kesehatan tetapi juga dalam pendidikan dan penelitian.
“Selanjutnya, kami akan membangun sistem rumah sakit online untuk meningkatkan integrasi sistem dan interoperabilitas antar rumah sakit sehingga rumah sakit pendidikan yang ada dapat mendukung rumah sakit lain,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, program AHS telah dilaksanakan oleh Universitas Indonesia sejak tahun 2010. Pada saat itu FK UI diintegrasikan ke dalam Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo untuk memberikan pelayanan kesehatan dan meningkatkan produksi tenaga kesehatan yang berkualitas.
Sejak saat itu, program AHS terus diperluas, mencakup 6 fakultas kedokteran diantaranya Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).
Setelah itu, enam sekolah kedokteran menawarkan bantuan di enam tempat. Hasilnya, jumlah rumah sakit pendidikan meningkat menjadi 210 rumah sakit di seluruh Indonesia, terdiri dari 82 unit RSP utama, 13 rumah sakit GM, 28 rumah sakit afiliasi dan 87 rumah sakit satelit.
Dante mengatakan jumlahnya saat ini bertambah. Karena masih ada sekitar 210 RS yang bisa menjadi RS Pendidikan.
“Total ada 420 rumah sakit pelatihan di Indonesia. Diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai sekaligus menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil dan berkualitas,” tutur Dante.
Untuk mencapai tujuan tersebut, ia meminta ARSPI aktif memberikan pendampingan dan pembinaan kepada 210 rumah sakit yang tidak ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Selain itu, rumah sakit pendidikan juga diminta memastikan proses pelatihan yang telah terjalin di RSP berjalan dengan baik dan kualitas pelatihan tetap terjaga.
“Harapannya, bersama-sama kita bisa meningkatkan tenaga kesehatan dengan memperkuat rumah sakit pendidikan terpadu,” ujarnya.
DYL_RPH