KabarPendidikan.id - Muhammadiyah memiliki langkah yang strategis untuk menghadapi situasi dan konteks yang bersifat terkini, yaitu dengan perayaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah. PP Muhammadiyah dalam mempersiapkan Muktamar ke 48 menggelar Sidang Pleno 1, pada Sabtu (5/11).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
Haedar Nashir menyebut bahwa ini akan menjadi langkah ke depan milik bersama
persyarikatan.
"Tentang program dan apa yang kita
lakukan lima tahun mendatang, adalah proyeksi apa yang telah dilakukan dalam
periode sebelumnya sebagai kesatuan program jangka panjang Muhammadiyah.
Langkah ke depan milik bersama ini tentu harus dikembangkan secara masif
setelah Muktamar yang dilanjutkan dengan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah,
Musyawarah Cabang, dan Musyawarah Ranting,” ujar Haedar.
Haedar menambahkan, dalam Muktamar ke-48
ini Muhammadiyah juga akan merumuskan Risalah Islam Berkemajuan ini merupakan
pandangan Muhammadiyah tentang Islam sebagai pokok pikiran Muhammadiyah Abad
Kedua. Risalah Islam Berkemajuan Muhammadiyah ini disebut Haedar bertujuan agar
pandangan Islam dapat kita laksanakan dan menjadi alam pikiran seluruh warga
dan pimpinan Muhammadiyah. Sekaligus juga dapat menjadi fungsi yang terbaik
Muhammadiyah bagi masyarakat luas di mana Islam Berkemajuan bukan hanya buah
pikiran tetapi menjadi orientasi berpikir. Ia juga mengatakan, mewujudkan
berbagai langkah nyata bagi Muhammadiyah bagi umat, bangsa, dan kemanusiaan
semesta sebagai perspektif Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin.
“Risalah Perempuan Berkemajuan ini
diharapkan akan menjadi rujukan umum perempuan untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh perempuan dengan spirit Islam yang melahirkan
perempuan berkemajuan yang menebar rahmat bagi semesta,” ujar Haedar.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan bahwa berbagai
isu yang menjadi bahasan di Muktamar 48, yakni isu strategis keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal adalah formulasi cara pandang
Muhammadiyah 'Aisyiyah atas problem krusial.
"Problem itu bukan semata-mata
dijadikan isu tetapi juga kita berikan solusi yang bisa kita tawarkan, tidak
saja menjadi wacana tetapi juga terlibat menyelesaikan masalah itu dan mengajak
semua pihak menyelesaikannya,” kata Haedar.
Diharapkan Haedar pembahasan ini bisa
menjadi solusi bagi kehidupan dimana gerak amal usaha dan gerak dakwah bil hal
dan gerak pemikiran menjadi fondasi dan penyelesaiaan masalah.
"Insya Allah Muktamar Muhammadiyah
'Aisyiyah memberi solusi dan terlibat aktif menyelesaikan masalah yang tentu
kita tidak bisa sendirian, memerlukan berbagai pihak yang dengan kesadaran
kolektif karena masalah yang dihadapi adalah masalah kita bersama,” ucap Hedar.
Di akhir pemaparannya Ketua Umum Pimpinan
Pusat Muhammadiyah ini menyampaikan agar persidangan dan Muktamar yang akan
dilaksanakan dapat menjadi pengikat untuk merekat ukhuwah di persyarikatan.
"Persidangan dan Muktamar yang akan kita
laksanakan jadikan pengikat kita untuk merekat ukhuwah di internal kita
sekaligus melangkah bersama dengan kebersamaan sebagaimana refrain Mars
Muktamar 48 Derap Berkemajuan, di Solo jalin ukhuwah, Muktamar satukan langkah,
bersama cerahkan semesta,” tutup Haedar.