Buku berjudul INDONESIA RAYA: Esai-Esai Agama dan Politik Kebangsaan yang dituliskan oleh Sudarnoto Abdul Hakim dengan penerbit Suara Muhammadiyah tidak lama lagi akan segera dicetak untuk menghiasi literasi bangsa Indonesia dengan topik utama di dalamnya yaitu masalah agama dan politik kebangsaan.
Sudarnoto Abdul
Hakim sendiri merupakan
kelahiran 3 Februari 1959 dengan jenjang pendidikan formal SD Muhammadiyah Temanggun, SMP
Pesantren Persis, SLTA, Pesantren Persis Bangil, S1 IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, S2 McGill University Canada, dan S3 UIN Jakarta. Ia merupakan Badan Pembina Harian
UHAMKA, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, serta Ketua Majelis
Ulama Indonesia 2020-2025.
Sudarnoto
menghadirkan buku ini sebagai upaya memaparkan pandangan reflektifnya tentang Indonesia yang dikategorikan menjadi dua topik utama yaitu masalah agama dan politik
kebangsaan. Di dalam buku ini pula terdapat dua poin penting yang disampaikan
oleh penulis.
Pertama,
bahwa Indonesia adalah bangsa religius, dimana masyarakat di dalamnya menganut
dan meyakini agama meskipun berbeda kepenganutan keagamaannya. Kedua, upaya
melihat secara jernih pentingnya posisi agama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dalam hal ini,
pengalaman persentuhan agama-kebangsaan sudah panjang dan ini dapat menjadi
modal atau sumber kekuatan penting Indonesia sebagai sebuah negara bangsa.
Dengan demikian, pengalaman ini tentu unik karena berciri khas Indonesia yang
berbeda secara diametral misalnya dengan negara-negara muslim lainnya seperti
Saudi Arabia, Malaysia, Iran dan sebagainya sehingga tentu berbeda dengan
negara-negara sekuler lainnya.
Buku INDONESIA
RAYA: Esay-Esay Agama dan Politik Kebangsaan merupakan jenis buku non-fiksi dengan kumpulan artikel penulis di beberapa seminar dan yang telah terbit di berbagai media massa cetak
dan online dengan rentang waktu 2015-2020.
Seluruh artikel
itu kemudian dikelompokkan ke dalam empat tema umum yaitu Basis Keagamaan
Negara Bangsa, Muhasabah Kebangsaan, Musibah Kebangsaan, dan Indonesia Negara
Pancasila. Sehingga, isi buku kebanyakan berasal dari riset dan fakta yang
terdapat di lapangan saat itu.
Melalui
buku ini, penulis mengajak kita
untuk berfikir kritis mengenai makna Indonesia Raya dalam kehidupan ini. Dengan
keadaan Indonesia saat ini, buku ini hadir untuk menyadarkan rakyat Indonesia
untuk memperjuangkan implementasi dari Bhineka Tunggal Ika untuk menciptakan
Indonesia yang adil dan sejahtera.
Maka tidak heran
buku ini berisi tentang relasi eksistensi agama sebagai alat pemersatu bangsa
untuk memperkokoh kebangsaan ini. Penulis tidak serta merta melupakan
pentingnya unsur-unsur pemersatu bangsa ini.
Buku ini juga mendukung
masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya akan urgensi Indonesia yang dihadapi, agar harapan pejuang-pejuang terdahulu untuk
mewujudkan Indonesia yang merdeka bukan hanya terlihat dari luar saja, tapi
juga tertanam pada diri masing-masing rakyatnya.