KabarPendidikan.id - Fakultas Kedokteran Universitas Prof.DR.HAMKA (FK Uhamka) mengadakan penyuluhan Stunting dan Napza di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 11 Rabu (11/11).
Dr. dr. Wawang S Sukarya
Sp.OG (K), MARS, MHKes selaku Dekan FK
Uhamka, menyatakan, kegiatan yang
dilakukan oleh FK Uhamka, sebagai anggota Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta
Indonesia (AFKSI), merupakan rangkaian kegiatan yang di usung oleh Asosiasi
Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) dengan tema pencegahan stunting di
Indonesia.
“Penyuluhan stunting ke
sekolah sangatlah penting terutama bagi remaja putri yang merupakan kelompok
umur yang perlu dilakukan perhatian dalam hal pencegahan Stunting selain ibu
hamil dan juga balita,” tutur dr. Wawang.
dr.Endin Nokik Stujanna, PhD selaku Ketua pelaksana, sekaligus wakil dekan
1 FK Uhamka menerangkan Kegiatan Penyuluhan Stunting dan Napza ke Sekolah ini
dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 11 Jakarta. Untuk mensukseskan penyuluhan ini diturunkan
tim yang terdiri dari dosen FK Uhamka, dr.Dewi Novita, MBiomed, dan 4 orang
mahasiswa FK Uhamka.
Menurut
dr.Dewi Novita, MBiomed, stunting ini permasalahan yang tidak selesai dengan
satu cara, melainkan harus diselesaikan dari segala tingkatan, terutama dengan
meningkatkan kualitas remaja putri yang kelak akan melahirkan generasi
selanjutnya.
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
balita karena kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Hal ini salah satunya disebabkan oleh kualitas kesehatan anak-anak dan remaja
yang kurang mendapatkan asupan gizi seimbang juga remaja putri yang mengalami
anemia karena kekurangan zat besi. Pencegahan
masalah gizi pada anak usia remaja bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup
sehat dan makan makanan bergizi seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan
melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh seluruh pihak terkait agar
para remaja yang kelak akan menjadi orang tua dapat menghasilkan generasi yang
unggul dan sehat,” dr.Dewi Novita.
dr.Dewi
Novita juga berharap agar para remaja
lebih memperhatikan asupan gizi mereka agar kelak dapat melahirkan generasi
yang bebas stunting.
“Saya
berharap kegiatan ini akan terus diadakan untuk kedepannya terdapat program
jangka panjang untuk pencegahan stunting. Hal ini disebabkan datangnya stunting
tidak secara tiba-tiba. Stunting dimulai dari prakonsepsi, ketika
seorang remaja putri yang kemudian menjadi ibu, kekurangan gizi dan mengalami
anemia. Karena itu, penting untuk melakukan pencegahan stunting sejak
masa remaja,” ujar dr.Dewi Novita.
Acara ini
berlangsung dengan sambutan yang sangat antusias, baik dari peserta maupun
dewan guru SMA Muhamadiyah 11 Jakarta. Begitu banyak pertanyaan yang diajukan
oleh para peserta terkait stunting kepada para pemberi materi.