KabarPendidikan.id - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) merupakan perguruan tinggi Muhammadiyah yang terus mendukung hak perlindungan terhadap perempuan dan anak. Hal ini terwujud dalam keikutsertaan Uhamka dalam penyelenggaraan Pemberian Edukasi Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan di Moda Transportasi yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) Jakarta Timur di Aula Ahmad Dahlan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, serta secara daring melalui Zoom Meeting dan Youtube, Rabu (19/10).
Acara ini dihadiri oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku
Rektor Uhamka, Sarah Handayani selaku Pusat Studi dan Perlindungan Anak
(PSGPA) Uhamka, Tuty Kusumawati selaku Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta,
Brigjen Pol (P) Sri Suari selaku Kepala Divisi Keselamatan Transjakarta, dan
seluruh Stakeholder Uhamka.
Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka mengungkapkan
bahwa telah banyak penelitian di perguruan tinggi yang menyebut penyebab
kekerasan pada perempuan di moda transportasi dikarenakan oleh budaya patriarki
dimana ketidaksetaraan gender mempengaruhi kurangnya perlindungan terhadap
wanita yang seharusnya mereka dapatkan sejak dulu. Maka ini menjadi urgensi
segala kalangan untuk berkontribusi dalam pencegahan terhadap kekerasan
terhadap wanita dan anak.
Uhamka telah lama bersinergi dengan PPAP untuk terus
mendukung pemberdayaan dan perlindungan terhadap kesejahteraan perempuan dan
anak, melalui berbagai sinergi seperti pemberian edukasi, seminar dan pelayanan
dengan membentuk Pusat Studi dan Perlindungan Anak (PSGPA) Uhamka.
“Banyak perguruan tinggi yang telah melakukan riset
penelitian dan itu menyebutkan bahwa kekerasan pada perempuan rata-rata
disebabkan oleh budaya patriarki yang terus tertanam di pola pikir masyarakat
sehingga menimbulkan kurangnya perlindungan terhadap perempuan. Maka ini
merupakan kepentingan kita semua untuk mencegah kekerasan terhadap wanita dan
anak, kapanpun dan dimanapun kita berada. Di Uhamka sendiri telah membentuk
PSGPA sebagai wujud dukungan Uhamka terhadap kesejahteraan perempuan dan anak,”
ujar Prof Gunawan.
Tuty Kusumawati selaku Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta
berharap agar kegiatan ini terus dikembangkan dan disebarluaskan agar seluruh
kalangan dapat meningkatkan kepeduliannya terhadap pencegahan kekerasan
terhadap perempuan dan anak, khususnya di transportasi umum. Ia juga berterima
kasih kepada Uhamka yang terus menggaungkan aksi dukungan terhadap pencegahan
kekerasan pada perempuan dan anak.
“Saya harap luaran dari acara ini dapat terus tertanam pada
diri kita, kalau bisa disebarluaskan agar seluruh jajaran, mulai dari jajaran
birokrasi, civitas akademika pendidikan, hingga masyarakat awam meningkatkan
kesadaran untuk mencegah kekerasan pada perempuan dan anak, khususnya di
transportasi umum. Saya juga berterima kasih kepada Uhamka yang terus
bergandeng tangan dengan PPAPP untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan,”
tutur Tuty.
Sarah Handayani selaku PSGPA Uhamka mengungkapkan Kekerasan
seksual adalah tindakan dalam diri laki-laki dan perempuan, dengan hal-hal yang
tidak diinginkan yang berkaitan perilaku seks. “Yang berisiko dan lebih rentan
dalam pelecehan adalah perempuan, bahkan terdapat survei menunjukan banyak yang
tidak berdaya secara finansial, budaya akhirnya ketika mengalami kekerasan
hanya diam saja.” ujarnya.
“Uhamka baru melakukan survei di civitas akademika, dan
mendapatkan jumlah sebanyak 55% perempuan mendapat kekerasan seksual di dalam
transportasi publik,” tambahnya.
Sri Suari selaku Kepala Divisi Keselamatan Transjakarta
juga menyatakan Transjakarta telah meluncurkan dua bus yang didesain khusus
diperuntukkan bagi pelanggan wanita Transjakarta, bertepatan dengan hari
kartini yaitu pada tanggal 21 April 2016. Bus ini diharapkan dapat memberikan
rasa aman dan nyaman bagi para pelanggan wanita.
“Dengan diluncurkannya bus pink Transjakarta, ini dapat
menjadi respon terhadap isu kekerasan seksual sebagai upaya afirmatif
mengembalikan keberanian perempuan jakarta untuk kembali ke transportasi umum,
fasilitasi Transjakarta yang pertama untuk mengatakan say no to violence”
sampainya.
Dirinya menegaskan sebagai seorang perempuan tidak harus
takut namun yang diperlukan adalah kewaspadaan dan keberanian dimanapun dan
kapanpun.
“Perempuan Indonesia harus bisa menjaga diri dan harus berani speak up, tunjukkan ketegasan anda dengan begitu anda tidak hanya dipandang karena fisik yang cantik, otak yang cerdas melainkan juga kepribadian yang kuat,” tegasnya.