Miroto Widyanto selaku Ketua RW 04 Kelurahan mengatakan, pembinaan memang menyasar pada anak-anak agar pengetahuan mudah diserap. Pasalnya, jika di sekolah tingkat lanjut, tentu sudah diberikan pembelajaran Pancasila. Seperti dalam pendidikan kewarganegaraan. Dengan ini, edukasi implementasi Pancasila bisa terlaksana.
“Kita fokus berikan semangat kebangsaan dan budi pekerti. Di luar modul yang diterapkan, sopan santun agar tertanam. Jadi tumbuh dewasa dengan bekal budi pekerti,” ujarnya.
Menurutnya, adanya sarana prasarana itu memang perlu dimanfaatkan. Balai RW tidak hanya untuk berkumpul secara rutin, tetapi juga dapat digunakan untuk kegiatan warga lainnya. Seperti untuk pelatihan sepatu roda bagi anak-anak.
“Ada anak-anak tentu ada orang tua. Nah pas pertemuan itu sambil diskusi kita untuk kemajuan kampung. Itu di luar pertemuan rutin ya,” tuturnyaa.
Ia mengungkapkan, gotong royong antarwarga di RW 04 tergolong cukup bagus. Meski di tengah kota, namun aksi saling kerukunan dan toleransi bisa diacungi jempol. Misalnya, ada warga punya hajatan, warga sengkuyung bersama. Begitupun ketika perayaan agama, satu sama lain saling memberikan perhatian. “Di sini itu majemuk, ada Tionghoa, Jawa, pendatang, tapi nilai toleransinya tinggi. Tidak pernah ada masalah,” ujar Widy.
Dalam partisipasi Lomba Kampung Hebat, ia bersama warga bergotong royong menyiapkan berbagai hal. Seperti kerja bakti mengecat tembok-tembok dengan mural nasionalis dan pancasilais, pemasangan umbul-umbul, hingga menempelkan stiker Pancasila di masing-masing rumah warga.
DYL_RPH