KabarPendidikan.id - Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) menyelenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) di Aula Fachruddin gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka, Kamis (11/8).
Penyelenggaraan ini dihadiri oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Prof Abd Rahman A. Ghani selaku Warek I Uhamka, Lelly Qodariah
selaku Warek III Uhamka, Ishaq Nuriadin selaku Ketua Lembaga Penjaminan Mutu
(LPM) Uhamka, Desvian Bandarsyah selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Uhamka, Ade Hikmat selaku Direktur Sekolah Pascasarjana,
Fitri Liza selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Uhamka, Hadi Sunaryo
selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Sains (FFS) Uhamka, Ony Linda selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Uhamka, dan segenap Stakeholder Uhamka.
Prof Gunawan Suryoputro Rektor Uhamka mengungkapkan bahwa program
yang dicanangkan oleh LPM Uhamka berdiri dari semangat motivasi yang tinggi, sehingga
secara bersinergi mendampingi pusat studi, lembaga, biro, hingga program studi
agar terus mengembangkan pengelola dan inovasinya. Ini menunjukkan bahwa Uhamka
mampu bersinergi untuk menciptakan Uhamka yang lebih unggul di masa depan.
“Alhamdulillah kita punya tenaga LPM yang memiliki semangat
motivasi tinggi dan ingin belajar terus menerus, sehingga mereka secara bersama
bersinergi dengan pusat studi, lembaga, biro, bahkan prodi secara berdampingan.
Ini menunjukan bahwa kita bisa bersinergi untuk berkolaborasi bersama,” ujar
Prof Gunawan.
Di lain hal, Desvian Bandarsyah selaku Dekan FKIP Uhamka
menyampaikan bahwa rincian ditemukan dari Audit Mutu Internal (AMI) dan
yang ditampilkan pada RTM merupakan potret wajah dari setiap lembaga di Uhamka.
Ia pun berpesan agar LPM Uhamka untuk dapat meningkatkan keyakinannya untuk
bertanggung jawab dalam setiap sektor yang dikelola, serta mampu megembangkan
instrumen yang tepat untuk setiap lembaga di Uhamka.
“Terimakasih kepada LPM Uhamka karena dari sini kita bisa melihat
potret wajah kita sendiri. Tinggal kita ke depan bisa membeli alat potret yang
lebih bagus dan terkembang. Maka dari itu LPM harus lebih percaya diri. Siapa
yang punya tanggung jawab di suatu sektor itu tidak boleh ragu-ragu. Selain
itu, tidak seluruh lembaga atau unit kerja bisa di audit dengan instrumen audit
yang sama. Maka LPM harus kerja keras membuat instrumen audit yang cocok,”
tutur Desvian.