KabarPendidikan.id - Djohar Arifin selaku Ketua Tim Kunjungan Reses Komisi X DPR RI mengimbau masyarakat terkhusus di kalangan guru serta pegawai perpustakaan yang ingin segera diangkat sebagai guru PPPK untuk mengikuti prosedur yang ada. Apabila berada di luar jalur prosedur maka pihaknya tidak bisa membantu.
"Kemanapun kita pergi masalahnya hampir sama mengenai pendidikan, masalah guru PPPK.dan sebagainya, termasuk usulan bagaimana agar tenaga teknis perpustakaan masuk dalam program guru honorer. Ini tentu akan kita sampaikan apa adanya dan kita harapkan mereka ikuti prosedur yang ada agar dapat diangkat sebagai guru PPPK, untuk diangkat jadi guru honorer yang digaji Pemerintah," ungkap Djohar usai memimpin pertemuan dengan Sinoeng Noegroho Rachmadi selaku PJ Walikota Salatiga beserta jajaran mitra kerja Komisi X DPR RI di Gedung Sekda Salatiga, Jawa Tengah.
Isu lainnya yang diangkat oleh stakeholder di Salatiga terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB). Hampir semua wilayah yang dikunjungi Komisi X DPR merasa keberatan dan ketidakadilan dengan terhadap sistem zonasi tersebut.
Ia menekankan bahwa DPR akan memfasilitasi tinjauan kebijakan tentang masalah ini dan membuat keputusan yang lebih baik untuk semua pihak.
"Ini menjadi kajian kita, bagaimanapun perbaikan ke depan perlu kita lakukan karena dilihat masalahnya sangat kompleks. Masing-masing wilayah memiliki masalah yang berbeda. Ini yang perlu kita inventarisir seluruhnya dan dipertimbangkan bersama sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi banyak yang dirugikan dalam situasi ini," imbuhnya.
Aspirasi selanjutnya mengenai pegawai teknis perpustakaan yang berharap bisa mempunyai peluang yang sama dengan guru honorer untuk diangkat sebagai PPPK maupun PNS. Ke depan Djohar akan meminta pegawai honorer perpustakaan agar mempunyai peluang yang sama.
Selain itu, Djohar mengimbau untuk tidak berkutat pada aspirasi para perguruan tinggi yang hanya berkutat dengan akreditasi. Melainkan inovasi bagaimana meningkatkan kemampuan mahasiswa sehingga mempunyai nilai jual untuk prestasi yang dimiliki perguruan tinggi dan mahasiswa di dalamnya.
"Jadi perguruan tinggi jangan hanya berkutat kepada akreditasi. Inovasilah bagaimana mereka dapat menjual ilmu-ilmu mereka bisa bagaimana mereka dapat menjual produk mereka dari lokal nasional hingga internasional. Jadi ada peluang tinggi mereka dapatkan, hasil produk mereka dibeli dari negara Eropa dari Amerika, menyiapkan lulusan yang mudah mencari rezeki lantaran memiliki kemampuan seperti itu. Jadi saya harapkan inovasi-inovasi perlu digalakkan oleh semua perguruan tinggi supaya mereka bisa," jelasnya.
Sebagai penutup, Djohar menilai sebenarnya Salatiga mempunyai potensi yang bagus di masa depan. Mengingat iklim yang sejuk serta nyaman cocok untuk dijadikan sebagai tempat latihan sepak bola nasional seperti saat ia masih menjadi atlet sepak bola dulu. Oleh karena itu, ia mendukung Pemerintah Kota Salatiga dan masyarakat bisa mengembalikan kemanfaatan Kota Salatiga menjadi pusat latihan atlet olahraga nasional.
(ADP)