Oleh : Muhammad Fadli
Mahasiswa FEB Uhamka
Akuntansi sektor publik didiskusikan dan diperdebatkan secara mendalam
baru muncul belakangan Ini. Keleluasan pembahasan bidang akuntansi sebagai satu
sisi lain dari akuntansi mulai dirasa penting dalam pengajaran akuntansi di
perguruan tinggi. Sebelumnya pembahasan akuntansi sektor publik ini dipersempit
dan lebih dikenal sebagai akuntansi
pemerintahan. Hal ini dapat dimaklumi karena orientasi pendidikan akuntansi
Indonesia lebih berkiblat ke Amerika Serikat yang tidak mengenal akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor publik
dibatasi ruang geraknya di sektor
pemerintahan. Jadi akuntansi di pemerintahan Amerika Serikat lebih dikenal dengan
akuntansi pemerintahan. Kondisi Indonesia tentunya berbeda dengan negara-negara
lain.
Peranan akuntansi telah bergeser ternyata tidak membuat akuntansi sebagai
mekanisme pertanggungjawaban. Perubahan politik dan krisis ekonomi telah menyebabkan
munculnya kesadaran baru di kalangan masyarakat Indonesia. Fungsi akuntansi
saat ini, diharapkan menjadi turunan dari perkembangan tuntutan masyarakat
terhadap bidang akuntansi untuk memajukan sektor publik. Akuntansi di masa awal
reformasi telah menghadapi “kehinaan” yang secara eksplisit terbukti dengan
ditunjuknya akuntan asing untuk melakukan due dilligence dalam berbagai sektor
publik dan kasus-kasus skandal. Terlepas dari alasan untuk membangkitkan
kepercayaan asing terhadap perekonomian kita, fakta itu menunjukkan rendahnya
kredibilitas akuntan kita termasuk di dalamnya akuntan sektor publik di mata
dunia internasional. Akibatnya, Praktik kejujuran akuntan harus ditingkatkan.
Interpretasi akuntansi sebagai uang, Ternyata membawa kelemahan utama
bidang ini. Perubahan nilai nominal uang antar waktu dan antar mata uang negara
yang berbeda menyebabkan interpretasi peran akuntansi tergantung pada karakter
pasar. Dengan kata lain, akuntansi sangat tergantung pada waktu dan tempat.
Oleh sebab itu, perbandingan akuntansi antar organisasi menjadi lebih sulit,
terutama terkait dengan sifat kontingensi. Atau, dengan kata lain, akuntansi dipergunakan
sebagai landasan penilaian atau pengambilan keputusan di dalam organisasi. Jadi,
karakter konsisten dan entitas perlu dikembangkan dalam berbagai aktivitas pengambilan
keputusan. Konsekuensi dari kondisi-kondisi khusus adalah timbulnya pertanyaan
terhadap filosofi akuntansi itu sendiri.