Hasto menyampaikan hal tersebut ketika Seminar Peringatan
Hari Lahir Pancasila di Universitas
Pertahanan (Unhan) dengan tema Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh
Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi.
Kegiatan tersbut dihardiri Amarulla Octavian selaku Rektor Unhan dan sebagai pembicara kunci, Pribadiyono
selaku Guru Besar Unhan, serta Ahmad Basarah selaku Wakil Ketua MPR.
Dalam disertasi mengenai Gepolitik Soekarno, dijelaskan
bahwa Pancasila dikatakan sebagai ideologi yang dapat berfungsi secara
geopolitik. Dapat dikatakan begitu karena telah berhasil membuat bangsa di Asia
dan Afrika merdeka akibat campur tangan Indonesia.
“Pancasila merupakan jawaban untuk tata dunia yang dikuasai
ketidakadilan. Tidak sedikit negara berhasil merdeka karena Pancasila kita,”
kata Hasto.
Pancasila dapat menjadi sebuah ideologi yang mampu bekerja
dan menjadi alur jalannya pemerintahan. Pancasila dapat menghasilkan sistem
politik serta perekonomian yang berciri khas indonesia. Hasto mengungkap aspek
pentingnya adalah wawasan kebangsaan dan juga semangat bela negara. Itu tidak
hanya dibangun berdasarkan kesadaran kognitif saja, tetapi juga emotional
bonding.
“Sulit memahami Pancasila tanpa adanya keselarasan antara
otak kiri dan kanan. Tak mungkin mengimplementasikan Pancasila tanpa adanya
rasa cinta Tanah Air yang berkobar. Maka, pentingnya perubahan mindset pada
pandangan sempit, harus di transformasi mindsetnya,” ujar Hasto.
Hasto juga mengatakan bahwa transformasi mindset sangat penting.
Harus dilihat dari semangat progresivitasnya. Sebelumnya Amarulla Octavian
menyebutkan bahwa lembaga pendidikan harus berperan penting dalam memberikan
nilai-nilai Pancasila. Berhubungan dengan perbedaan suku/etnis, agama, ras, dan
golongan bukan untuk dipertentangkan.
"Semua strata pendidikan
harus mengajarkan nilai-nilai pancasila agar dapat memahami perbedaan
suku/etnis, agama, ras, dan golongan tentunya bukan untuk dipertentangkan. Perbedaan
bukan berarti bermusuhan,” jelas Amarulla.
dyl