Oleh : Elsa Rosalinda
Mahasiswa FEB Uhamka
Pada manusia zaman dahulu dan zaman modern ketika merdeka dan belum merdeka, tidak ada pertukaran pikiran dan perasaan dengan manusia tempat lain, dimana saja terdapat satu perasaan yang sangat halus sesudah hidup di dunia yang sekarang akan ada lagi kehidupan yang lain, yang lebih kekal. Disanalah segala amal usaha yang telah dikerjakan akan mendapat ganjaran/balasan yang setimpal, disana akan dipertimbangkan perbuatan yang disengaja/tidak disengaja selama kita kidup di dunia. Disana keadilan sangat sportif, tidak akan di salah tafsirkan dan tidak ada lagi pertentangan kelas seperti korupsi, menyogo uang/kepandaian bersenam lidah.
Dengan kepercayaan yang mendalam akan nada hidup lain setelah ini, dan disana usia manusia pun panjang tak ada batasnya sehingga kematian hanyalah di pandang sebagai perhentian kecil dalam perjalanan yang masih jauh. Karena kepercayaan ini manusia merasa bahwa kedudukannya lebih tinggi dibandingkan dengan benda serta tumbuh tumbuhan. Dengan kepercayaan ini manusia merasa bahwa jiwanya ang kekal lebih tinggi, tetapi tubuhnya rapuh dan diatas kepercayaan ini pula insan menegakkan budi dan perangai, perjalanan dan perjuangan hidup, bahkan menjadi letak kebudaaan.
Kepercayaan dan keyakinan dipelihara dan diasah serta dijadikan tujuan hidup. Pandangan hidup itu sendiri merupakan konsep yang dimiliki seseorang atau golongan dan masyarakat dalam menanggapi dan menerangkan atau menyelesaikan segala masalah di dunia. Bagi seorang muslim pandangan hidup mengacu pada Al-Qur’an dan Hadist dan didahului oleh semangat tauhid.
Orang mendapat murka Allah SWT karena dia tahu jalan yang dia ambil itu sebuah jalan yang sesat tetapi tetap diambil, orang menjadi sesat karena terlalu percaya kepada diri sendiri sehingga lalai mendengarkan petunjuk yang sudah ditentukan dalam ajaran agama islam. Melalui istiqamah pada diri sendiri dan mustaqim, pada jalan itulah perjuangan hidup manusia diberi akal agar berpikir mengenai mana yang baik dan mana yang buruk. Menelusuri cara berpikir setiap insan memiliki cara pandang yang berbeda beda dalam hidup.
Manusia sejak dapat berpikir mempertanyakan apakah “Dia (Allah SWT)” ada atau tidak, tetapi segala kepercayaan semua agama baik apapun namanya tempatnya berdiri dikatakan bahwa ”Dia” ada. Manusia mempunyai otak dimana otak sampai tidak dapat mencari lagi, kepercayaan dari dua golongan yang membedakan pendapat masing-masing sehingga pada abad kesembilan belas sampai sekarang. orang-orang berpendapat baru dan menemukan ilmu baru sehingga mengatakan tuhan itu ada dan tidak perlu di cari. Orang yang mempunyai iman karena adanya kepercayaan. Bahwa seluas-luasnya pikiran manusia, ia akan sampai pada titik keterbatasannya.