Kabarpendidikan.id - SDN 4 Danger Kecamatan Masbagik, salah satu sekolah penggerak yang terbangun sejak 1982 itu kini kondisinya sudah mulai rapuh. Sekolah seluas 17,38 are ini selalu bocor dan kebanjiran setiap hujan.
Ahyar, Kepala SDN 4 Danger, mengungkapkan sudah berulang kali mengajukan usulan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim. Namun sejauh ini belum ada tanggapan. Tidak hanya ke Dikbud, lewat jalur pimpinan dewan pun telah dilakukan.
Anggota dewan dan kepala Dinas Dikbud beberapa kali datang untuk memeriksa tapi belum ada solusi untuk perbaikan. Ruangan yang hampir roboh tersebut untuk sementara dipasang tiang sebagai penyangga.
“Tampilan luar sekolahnya cukup mentereng. Namun ketika dilihat kondisi bangunan di dalamnya justru mengalami kerusakan cukup parah. Pihak sekolah pun memindahkan siswa belajar di lorong-lorong kelas dan sempat menggunakan parkiran. Karena kerap banjir, siswa yang diparkiran dikembalikan ke kelas sore,” ungkapnya.
SDN 4 Danger menjadi salah satu sekolah berprestasi di Lotim. Sering kali, siswanya mewakili Lotim dalam berbagai ajang perlombaan. Ahyar menyampaikan bahwa ada dana 80 juta rupiah selain dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Namun dana tersebut tidak dapat digunakan untuk memperbaiki gedung sekolah.
Selain itu, dana BOS yang diterima SDN 4 Danger ini cukup besar karena jumlah muridnya yang cukup banyak. Sayangnya, dana tersebut tidak dapat digunakan untuk memperbaiki bangunan yang rusak. Sempat diusulkan dana BOS untuk memperbaiki atap sekolah yang hampir ambruk tersebut. Namun alasan Dinas Dikbud, BOS tidak diperuntukkan untuk membangun gedung.
(ADP)
